Brilio.net - Dalam sebuah perusahaan, tak dinafikan pasti butuh kekompakan antara seluruh elemen, dari pimpinan sampai karyawan, untuk mewujudkan visi dan misi kerja yang ada. Namun bagaimana kalau ternyata timbul masalah, dan itu justru timbul dari seorang pemimpin yang seharusnya menjadi panutan?

Dapat dikatakan sosok pemimpin yang kurang tegas atau berperangai buruk bisa membuat semangat kerja pegawainya menurun drastis. Nah, kira-kira apa saja sikap pemimpin yang membuat motivasi karyawan loyo, ya? Dilansir brilio.net dari laman Officevibe, Minggu (23/8), berikut penjelasannya:

1. Pimpinan 'keliru' mengelola karyawan
Seorang pimpinan merekrut karyawan yang sangat berkompeten dalam mengerjakan tugas tertentu, tapi pimpinan justru mengarahkannya ke pekerjaan yang bukan keahliannya. Mau tak mau, si karyawan akan merasa tak bersemangat, terlebih dari semula posisi yang dilamar dan pengarahan awal dari pimpinan kalau perekrutan sudah jelas posisinya. Misalnya bagian HRD tiba-tiba disuruh menjadi administrator media sosial.

2. Pimpinan fokus pada kesalahan
Pimpinan yang hanya berfokus mencari-cari kesalahan karyawannya, bahkan hal kecil dibesar-besarkan, akan mematikan semangat karyawan. Padahal hal yang benar dilakukan setelah melakukan trial-error, bukan? Akan lebih bijaksana setiap kesalahan yang dilakukan karyawan menjadi evaluasi bersama untuk membenahi intern perusahaan sehingga bisa menguatkan kembali kebersamaan untuk mencapai tujuan perusahaan.

3. Pimpinan tertutup terhadap ide karyawan
Pimpinan yang tak mau menerima saran dan kritik, terlebih ide dari karyawannya, merupakan pimpinan yang memiliki pandangan sempit. Dia memilih pusing sendiri memikirkan perusahaan padahal ada rekan-rekannya yang bersiap membantu. Bukankah banyak kepala bisa membantu merampungkan sebuah persoalan? Toh, perusahaan milik bersama, pun dalam upaya pencapaian tujuannya akan lebih bagus bersama-sama pula. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing.

4. Pimpinan plin-plan
Pimpinan adalah panutan sehingga sikap dan cara dia berpikirnya harus dijaga. Kalau pada dasarnya orang sudah baik dan memiliki jiwa pemimpin, tanpa berpura-pura sok bijak pun, para rekan kerjanya akan merasakan aura kebijaksanaannya. Berbeda cerita dengan pimpinan yang dari tingkah laku sudah tidak tegas, menunjukkan sikap plin-plan, maka karyawannya pun mudah tak percaya dan akhirnya kehilangan semangat bekerja.

5. Pimpinan menjanjikan omong kosong
Ini lebih parah dari sekadar plin-plan. Pimpinan yang hanya memberikan harapan palsu sampai merugikan karyawannya, tentu akan mematikan motivasi kerja karyawan tanpa tanggung-tanggung. Terlebih jika kejadian ini terus berulang. Satu atau dua kali kekeliruan, mungkin karyawan akan memaklumi, namun bila menjadi kebiasaan? Siapa yang mau menggantungkan hidupnya pada orang yang hanya bisa membual? Terlebih dia pemimpin.

6. Pimpinan melontarkan lelucon yang tidak patut
Pimpinan yang suka melucu namun tak tepat, misalnya mengandung hal tabu, rasisme, atau berusaha menyudutkan pihak lain, sudah pasti akan cepat membuat muak karyawannya. Hal ini pula yang karyawan malas bekerja bertemu bos yang kalau bicara suka asal dan tanpa rasa berdosa sedikit pun.

7. Pimpinan mengadakan pertemuan sia-sia
Iya, rapat yang tidak menghasilkan apa-apa, melainkan hanya buang waktu, tenaga, dan biaya, jelas akan membuat karyawan berpikir, 'Niat kerja nggak sih, ini?'. Kendati sekali waktu karyawan akan merasa gembira diajak makan bersama sambil karaokean sekaligus mengobrol pekerjaan, tapi ke depannya karyawan juga bosan terus hura-hura dan membuang waktu. Mereka bekerja untuk menyalurkan kemampuan dan pikiran, maka karena itulah mereka digaji. Betul?

8. Pimpinan menerapkan pengukuran kesuksesan yang salah
Setiap orang itu unik, pun setiap karyawan juga begitu. Mereka memiliki kemampuan masing-masing dan tidak bisa dibanding-bandingkan satu sama lain. Sekalipun satu karyawan bisa menjadi contoh baik untuk karyawan lain, bukan berarti pimpinan melebih-lebihkan dan memperlakukan karyawan lain secara tidak patut. Begitu pula saat menilai kinerja seorang karyawan, pimpinan yang menilai berdasarkan hal lain yang tak ada kaitannya, jelas bisa membuat karyawan langsung tak bersemangat.

9. Pimpinan menetapkan tenggat waktu tugas yang tak realistis
Memang benar, ada beberapa pekerjaan yang membutuhkan tenggat waktu penyelesaian tugas secepat mungkin. Namun kalau pimpinan terlalu lebai mengharuskan karyawan bekerja tak wajar untuk memenuhi batas waktu yang gila-gilaan, karyawan akan stres dan akhirnya (tak menutup kemungkinan) dia keluar dari pekerjaan.

10. Pimpinan terlalu pemilih
Mau tak mau, di lapangan akan ditemui pimpinan yang memiliki anak emas. Kejadian ini jelas akan membuat kecemburuan antar karyawan. Hasilnya? Karyawan lain akan mulai tak bersemangat bekerja. Mereka pikir, apa pun yang mereka kerjakan tak akan ada nilainya sebab ada anak emas yang selalu dianggap benar.