Brilio.net - Warung bebek Madura sangat menjamur di Jakarta dan sekitarnya. Rupanya ada cara unik yang membuat warung ini menjamur. Para pedagang menggunakan sistem “open source”. Tapi jangan dibayangkan “open source” adalah aplikasi komputer yang tidak berbayar ya.

“Open source di sini adalah di mana  pedagang memberikan resep rahasia mereka secara gratis kepada orang Madura lain (biasanya saudara atau tetangga) yang ingin membuka warung serupa. Tapi ada syaratnya, pedagang tidak boleh berjualan di dekat lapak mereka. Bahkan ada pedangang yang juga memberi tahu toko langganan mereka membeli bumbu.

BACA JUGA: Jangan-coba-coba bawa amplop kosong ke pesta pernikahan di Madura ya..

Seperti Mu’i, pedagang nasi bebek yang punya kios di Pulogadung. Kepada orang yang mencontoh resepnya, dia berpesan jika ingin membeli bumbu di toko langganannya, orang yang akan mencontoh resep cukup bilang beli bumbu bebek seperti Pak Mu’i.

“Open source ini membuat semakin banyak wirausahawan nasi bebek tumbuh. Tidak ada sistem waralaba yang memberikan fee tertentu kepada pemilik resep awal. Warga Madura memegang teguh prinsip bahwa memberi bukan berarti mengurangi. Toh dalam konsep rezeki mereka, pekerjaan bisa saja ditiru, tapi rezeki tidak bisa ditiru.

Masyarakat Madura di perantauan senang jika ada orang yang mau mulai berwirausaha. Tidak heran jika kemudian semakin banyak penjual warung bebek Madura di Jakarta.

Bumbu dan rasa warung di Jakarta dan sekitarnya umumnya hampir sama. Warna bumbu bebek Madura umumnya berwarna hitam. Uniknya, bumbu warung bebek yang ada di Jakarta cenderung yang seragam berbeda dengan warung bebek yang ada di Madura. Warung Bebek Sinjai Bangkalan misalnya, bumbu warung bebek paling terkenal di Madura ini tidak berwarna hitam.