Brilio.net - Bagi generasi 90an, nama Tino Sidin mungkin agak asing di telinga mereka. Tapi bagi generasi 70an dan 80an, pasti banyak yang mengenal nama itu. Pada masa-masa itu, Tino Sidin terkenal melalui acara 'Gemar Menggambar' yang ditayangkan oleh TVRI.

Pada acara itu, Tino Sidin selalu memberikan contoh bahwa menggambar sebenarnya mudah. Menggambar hanya cukup dilakukan dengan dua garis, yaitu garis lurus dan garis lengkung. Teori yang benar-benar memang sangat masuk akal pada saat itu.

Kurang lebih sekitar 20 tahun Tino Sidin mendampingi anak-anak menggambar lewat acara 'Gemar Menggambar' di TVRI. Tahun 1969, TVRI Yogyakarta mengundang Pak Tino untuk mengisi acara 'Gemar Menggambar'. Metodenya yang sederhana ternyata menjadi virus positif di kalangan anak-anak. Berlangsung hingga tahun 1978, acara 'Gemar Menggambar' kemudian berpindah ke stasiun TVRI Pusat mulai 1979 hingga 1989.

Tino Sidin © 2016 brilio.net

Setiap episodenya, Tino Sidin selalu memberikan trik menggambar yang mudah ditiru anak-anak. Setelah memberikan tutorial menggambar, Tino Sidin biasanya akan menilai gambar anak-anak dari seluruh Indonesia yang sudah dikirimkan kepadanya. Dengan kata andalannya, "Ya, bagus", ia selalu memuji seluruh karya anak Indonesia yang dikirimkan kepadanya.

Tino Sidin © 2016 brilio.net

Meninggal tahun 1995, Tino Sidin dimakamkan di makam Kwaron, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul. Guna mempertahankan peninggalan Tino Sidin, keluarga membangun Taman Tino Sidin di kediaman Tino Sidin Jalan Tino Sidin 297 Kadipiro, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul. Taman Tino Sidin ini merupakan museum, galeri, sekaligus ruang seni yang mengangkat karya dan semangat Tino Sidin mengajari anak-anak menggambar.

Tino Sidin © 2016 brilio.net

Masuk ke dalam, kamu langsung akan disambut dengan kotak memorabilia yang berisi berbagai barang sehari-hari yang digunakan Tino Sidin seperti jam tangan, baju, topi, kacamata, hingga KTP dan surat penting lainnya.

Di depannya, ada koleksi buku karya Tino Sidin. Ada buku cerita sekaligus mewarnai gambar, buku tutorial menggambar untuk anak-anak hingga buku pandungan mengajari anak menggambar. Surat-surat penting yang dipunyai Tino Sidin juga menjadi koleksi di museum ini.

Salah satu surat yang paling penting adalah kuitansi pinjaman uang dari Presiden Soeharto ke Tino Sidin. Tentu bukan perkara mudah mendapatkan pinjaman uang dari Presiden Soeharto tanpa bunga. Hal itu menunjukkan kedekatan sosok Tino Sidin dengan presiden semasa itu.

Selain buku-buku karya Tino Sidin, ada juga berbagai karya lukis, sket, dan berbagai penghargaan yang pernah diterima Tino Sidin. Semua tertata lengkap dan rapi di Taman Tino Sidin.

Tino Sidin © 2016 brilio.net

Menurut Titik Tino Sidin, anak Tino Sidin, museum ini sengaja dibangun oleh keluarga untuk mengenalkan Tino Sidin kepada generasi muda. Menurutnya, apa yang diajarkan Tino Sidin masih bisa diaplikasikan hingga saat ini. Maka tak heran jika kini banyak permintaan untuk mencetak ulang buku-buku Tino Sidin yang mengajarkan metode menggambar mudah untuk anak-anak.

"Banyak pelukis, tapi yang punya metode mudah diikuti anak-anak itu jarang. Salah satunya ya Pak Tino Sidin," terangnya.

Titik sendiri berharap nantinya Taman Tino Sidin bisa menjadi sanggar tempat anak-anak mengasah kemampuannya menggambar.