Brilio.net - Kamu sesekali mungkin pernah melihat sebuah mobil yang ada stiker Fake Taxinya. Belakangan banyak orang-orang dan mobil yang kemudian membentuk komunitas. Salah satunya seperti yang sudah ada yaitu Fake Taxi Klaten dan Fake Taxi Jogja.

Melalui akun media sosialnya, dua komunitas ini kerap berbagi foto kegiatan-kegiatan mereka. Salah satunya seperti buka bersama dengan anak yatim dan sahur on the road di bulan Ramadan.

Namun meski komunitas ini memiliki kegiatan positif, pengguna nama Fake Taxi ini kerap sekali masih menjadi perbincangan. Alasannya tentu saja nama Fake Taxi lebih dikenal sebagai nama untuk sebuah adegan film dewasa yang sudah populer di dunia.

Akibatnya banyak netizen yang memandang negatif komunitas ini, meski kegiatan yang dilakukan sejauh ini tidak ada yang bermasalah. Komunitas ini disebut-sebut sebagai komunitas yang seakan-akan sedang mengkampanyekan film dewasa itu.

1. Kopdar sesama anggota komunitas.

Fake Taxi © 2016 brilio.net

Fake Taxi © 2016 brilio.net





2. Buka bersama anak yatim piatu di panti asuhan.

Fake Taxi © 2016 brilio.net




3. Sahur on the road bersama Satlantas Klaten.

Fake Taxi © 2016 brilio.net


"Maaf mas saya cuma sekedar tau fake taxi, saya cuma ngasih saran ya.. orang-orang bersih emang nggak ngerti, tapi kalo mereka ingin tau searching di google gimana? Berarti klub mobil anda membuat orang yang bersih jadi kotorkan? Bukan begitu? Orang-orang bersih yang anda maksud cuma tau klub mobil setelah searching di google menjadi kotor karna anda, sebab fake taxi film dewas lebih terkenal di dunia maya dari pada klub mobil anda," ujar akun@Arief_Minangi mengomentari komunitas tersebut, seperti dikutip brilio.net, Rabu (13/7).

Kendati demikian, komunitas ini bersikukuh untuk memakai nama dan logo tersebut. Sebab mereka berkeyakinan bahwa mereka tidak seperti yang kebanyakan orang pikirkan.

"Kami taulah mas, apalah arti sebuah nama (Fake Taxi). Tapi kalian perlu tau sejarahnya dulu kami berawal dari mobil yang bekas taksi kami beli, jadi bukan menjurus kepada mindset negatif kalian. Nama bukan menjadi patokan sebuah gambaran cara berpikir maupun sifat," ujar pengelola akun Faketaxi_Klaten membantah tudingan netizen.

Nah, kalau menurut kamu sendiri gimana guys?