Brilio.net - Wabah virus Corona membuat orang-orang berpikir bahwa dengan mengonsumsi vitamin C tubuh akan terhindar dari virus tersebut.

Mewabahnya Corona Virus Disease (COVID-19) membuat masyarakat berlomba-lomba untuk menjaga kebersihan serta menjaga daya imunitas tubuh agar tetap kuat, salah satunya dengan mengonsumsi vitamin C.

Vitamin C merupakan salah satu asupan yang dibutuhkan untuk pengembangan fungsi tubuh. Selama ini banyak orang mengenal vitamin C memiliki kekuatan ampuh untuk mencegah flu dan menjaga sistem imun.

Mewabahnya virus Corona juga membuat orang-orang berpikir bahwa dengan mengonsumsi vitamin C tubuh akan terhindar dari virus tersebut. Lalu bagaimana fakta sesungguhnya?

Brilio.net merangkum dari livescience.com pada Selasa (24/3), berikut fakta-fakta vitamin C yang sebaiknya kamu tahu.

1. Sumber antioksidan.

vitamin C fakta © 2020 brilio.net

foto: pixabay

Vitamin C memiliki kandungan antioksidan yang tak hanya dapat melawan radikal bebas, tapi juga meningkatkan sistem imun dan menurunkan risiko penyakit kronis.

Vitamin yang larut dalam air ini membuat kulit lebih terasa segar karena dapat membantu produksi kolagen dalam tubuh. Kandungan antioksidan dapat menurukan risiko penyakit jantung karena memperbaiki proses oksidatif. Antioksidan juga dapat menurunkan risiko penyakit kanker paru-paru, kanker payudara dan kanker usus.

2. Vitamin C dapat menjaga imunitas.

vitamin C fakta © 2020 brilio.net

foto: pixabay

Vitamin C juga dikenal sebagai asam askorbat yang bisa disebut sebagai supernutrien peningkat kekebalan tubuh. setelah Linus Pauling seorang pemenang Nobel memuji manfaat zat tersebut dalam serangkaian buku.

Pauling mengklaim mengonsumsi vitamin C dosis besar memang bisa mencegah flu, tetapi tak bisa menangkal virus pernapasan seperti Corona. Meski begitu, vitamin C juga punya khasiat untuk mencegah kanker.

3. Berlebihan konsumsi vitamin C bisa memicu penyakit ginjal dan gangguan kulit.

vitamin C fakta © 2020 brilio.net

foto : pixabay

Segala sesuatu yang berlebihan memang tidak baik dampaknya. Mengonsumsi vitamin C secara berlebihan dapat mengganggu sistem pencernaan.

Anjuran konsumsi vitamin C adalah 75 miligram untuk orang dewasa dalam takaran harian. Sementara batas maksimum konsumsi vitamin C tidak boleh melebihi 2000 miligram per hari.

Bahaya mengonsumsi vitamin C secara berlebihan dapat mengintai fungsi ginjal yang harus bekerja lebih. Vitamin C dalam dosis tinggi yang masuk ke ginjal bakalan memicu organ bekerja lebih keras dari normalnya.

Beban kerja ginjal yang berlebihan tersebut dapat menghasilkan batu ginjal dari kalsium osalat yang meningkat. Selain itu, jika dosis yang berikan tidak sesuai aturan, vitamin C juga dapat memicu timbulnya alergi dan iritasi pada kulit.

4. Vitamin C mampu mengurangi durasi flu tapi kurang efektif obati flu yang tak biasa.

vitamin C fakta © 2020 brilio.net

foto: freepik

Penelitian tahun 2013 menunjukkan bahwa suplemen vitamin C mampu mengurangi waktu flu pada populasi umum. Ulasan tersebut menemukan bahwa suplemen vitamin C yang dikonsumsi saat flu dapat mengurangi waktu penyakit hingga 8 persen pada orang dewasa.

Sementara pada anak-anak mampu mengurangi hingga 14 persen. Secara praktis, angka tersebut menunjukkan suplemen vitamin C dapat mempersingkat durasi flu sekitar satu hari.

Peserta dalam setiap studi penelitian menambah vitamin C untuk periode yang berbeda-beda, tetapi pada umumnya dosis harian setidaknya 200 miligram. Beberapa studi yang ditinjau termasuk orang-orang di bawah tekanan fisik yang hebat, termasuk pelari maraton, dan pelatihan tentara di Kutub Utara.

Di antara orang-orang yang disebutkan sebelumnya, mereka yang mengonsumsi vitamin C sekitar setengah dari sampel cenderung terkena flu dibandingkan mereka yang tidak mengonsumsi suplemen tersebut. Pada populasi umum, suplemen tidak mampu mencegah flu biasa.

5. Tak cukup untuk menangkal virus Corona.

vitamin C fakta © 2020 brilio.net

foto: freepik

Sejak wabah COVID-19 dimulai di Amerika Serikat, Badan Pengawasan Obat dan Makanan AS (FDA) serta Federal Trade Commission (FTC) telah mengeluarkan surat peringatan kepada tujuh perusahaan karena menjual produk-produk palsu yang menjanjikan mencegah infeksi virus Corona.

Beberapa ilmuan sedang menguji apakah vitamin C dapat mengurangi gejala dan meningkatkan hasil untuk pasien dengan COVID-19 jika diberikan dalam dosis yang cukup tinggi.

Para penelti di Rumah Sakit Zhongnan, Universitas Wuhan meluncurkan uji klinis dengan 140 pasien pada Februari 2020 untuk menguji apakah vitamin C dosis sangat tinggi diberikan secara intravena dapat mengobati infeksi virus lebih efektif daripada plasebo.

Hasilnya vitamin C sangat tidak mungkin untuk membantu tubuh melawan Coronavirus. Ketika menderita flu biasa, banyak orang meminum jus jeruk dan mengonsumsi suplemen vitamin C dalam upaya untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh mereka. Akan tetapi suplemen vitamin C ternyata tak bisa menangkal flu dari gejala Corona pada kebanyakan orang.

Reporter: Shofia Nida