Brilio.net - Perkembangan teknologi dan media sosial memang memudahkan masyarakat untuk melakukan hal lebih simpel dan keren. Seperti halnya dengan vape atau rokok elektrik yang beberapa tahun terakhir sedang digandrungi oleh anak muda.

Sebagaian orang menganggap bahwa vape merupakan cara baru merokok yang lebih keren. Tapi sebagian lainnya menganggap bahwa ketika ingin berhenti merokok, mereka memiliki vape sebagai alternatif lain yang lebih aman.

Padahal, hal itu tidak benar. Alih-alih ingin lebih sehat, ternyata vape memiliki tingkat yang sama bahayanya dengan rokok. Dokter spesialis penyakit jantung, Prof. Dr. dr. Idrus Alwi, Sp.PD, KKV, FACC, FESC., menjelaskan bahwa vape tidak lebih aman dari rokok. Bahkan vape memiliki bahaya yang sama dengan rokok.

Asap yang dihirup dari vape dapat menyebabkan lapisan arteri rusak, sehingga menyebabkan dinding arteri menebal dan terjadi penumpukan lemak serta plak yang menghambat aliran darah di sepanjang arteri.

"Ketika arteri yang memasok darah ke jantung mengalami penyempitan, pasokan darah yang kaya akan oksigen menuju jantung akan menurun yang dapat mengakibatkan penyakit jantung koroner," ujarnya kepada media di Jakarta.

Dokter Idrus mengatakan bahwa saat arteri mengalami penyempitan, hal itu sangat berbahaya ketika menjalani aktivitas sehari-hari.

"Jantung yang terus dipaksa untuk bekerja memompa dapat menyebabkan nyeri dada atau bahkan serangan jantung," tuturnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Yayasan Jantung Indonesia, Esti Nurjadin mengatakan pihaknya terus mengampanyekan gaya hidup sehat, terutama bagi anak muda yang sudah sangat terpapar oleh sosial media.

"Media sosial gampang sekali menularkan gaya hidup yang tidak sehat. Tren vape seolah ditampilkan menjadi alat baru yang lebih sehat daripada rokok. Padahal rokok dan vape memiliki faktor risiko yang sama. Media sosial seolah menggambarkan gaya hidup orang pengguna vape itu keren. Sementara di Amerika Serikat, banyak orang menjadi korban akibat vape," tutupnya.