Brilio.net - Semakin berkembangnya teknologi, masyarakat semakin dimudahkan oleh semua hal. Misalnya saja berbelanja sudah tak perlu lagi ke mal. Maklum dengan cara transaksi secara online, masyarakat sudah bisa mendapatkan barang yang diinginkan. 

Rupanya, budaya malas gerak seperti ini mendapat perhatian dari badan kesehatan dunia WHO, yang baru belum lama ini membuat penelitian bahwa lebih dari seperempat orang di dunia kurang melakukan olahraga.

Temuan ini tak jauh berbeda dari hasil penelitian yang telah dikeluarkan WHO pada 2001 lalu. WHO menargetkan pada tahun 2025 terjadi penurunan masyarakat kurang gerak hingga 10 persen.

"Tidak seperti masalah kesehatan besar yang lain, level kebiasaan malas gerak tidak jatuh menyeluruh. Seperempat orang dewasa tidak melakukan gerak sesuai rekomendasi demi kebaikan kesehatan. Regional yang levelnya meningkat adalah perhatian yang besar bagi kesehatan publik," kata kepala peneliti dari WHO, Dr Regina Guthold seperti dikutip dari BBC, Selasa (11/9).

Padahal, gaya hidup mager atau malas gerak sangat mempengaruhi kesehatan loh. Banyak masalah yang dihadapi kalau masyarakat malas untuk gerak seperti hanya sekedar berjalan kaki atau berolahraga. Bukan sembarang penyakit, penyakit yang menyerang merupakan penyakit mematikan seperti diabetes tipe dua, beberapa jenis kanker dan masalah kardiovaskular.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan fenomena malas gerak ini sangat berkembang. Bagi orangtua yang sudah lelah menjaga anaknya yang masih kecil seharian membuatnya sudah lelah dan menjadi malas untuk bergerak.

Temuan WHO tak terbatas hanya pada negara berkembang dan miskin saja tetapi juga negara dengan penghasilan tinggi seperti Amerika Serikat dan Inggris. Peneliti dari World Health Organization (WHO) melihat data internal dari 358 populasi di 168 negara dengan total 1,9 juta jiwa.

Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Lancet Public Health menyatakan bahwa jumlah pendudukan malas gerak di negara kaya meningkat dari 32 persen pada 2001 menjadi 37 persen pada 2016. Sementara di negara dengan pendapatan rendah, angkanya tetap stabil yaitu 16 persen.

Mereka yang termasuk kategori kurang gerak biasanya hanya 150 menit gerak santai atau 75 menit gerak cepat dalam waktu satu minggu. Sementara itu, perempuan di semua tempat kecuali Asia Timur dan Asia Tenggara, kurang aktif bergerak dibanding laki-laki. Perbedaan sangat kentara di kawasan Asia Selatan, Asia Tengah, Timur Tengah, Afrika Utara dan negara kaya di Barat.