Brilio.net - Televisi merupakan salah satu penemuan terbaik yang pernah dibuat. Orang-orang perlu berterima kasih atas jasa John Logie Baird , sang pioner pertelevisian. Seiring berjalannya waktu, televisi menjadi medium yang berisi hiburan, edukasi, berita, politik, gosip, dan iklan.

Namun televisi sering pula disebut kotak idiot yang memberi efek candu kepada pemirsa. Orang-orang suka bermalas-malas menonton TV berjam-jam sampai melupakan tugas-tugas yang harus dilakukan. Tahukah kamu bahwa hal ini memberi dampak pada kesehatan fisik, terutama pada anak-anak.

Sebuah penelitian di University College London menemukan bahwa anak-anak yang memiliki televisi di kamar tidur mereka berisiko lebih tinggi mengalami obesitas, seperti dikutip dari ibtimes.co.in. Ini dapat terjadi ketika mereka dibiarkan asyik dengan TV di kamar sejak usia 7 hingga 11 tahun, dibandingkan mereka yang tidak ada TV di kamarnya.

Selain itu, penelitian tersebut juga menemukan bahwa anak perempuan memiliki peluang lebih tinggi sekitar 30 persen mengalami obesitas, dibandingkan dengan anak laki-laki yang memiliki kemungkinan hanya 20 persen.

"Ironisnya, sementara layar kita menjadi datar, anak-anak kita menjadi lebih gemuk," kata penulis dalam laporan penelitiannya.

Para peneliti sampai pada kesimpulan ini setelah mempelajari kebiasaan sekitar 12.000 anak (lahir pada 2000/2001) antara usia 7-11 tahun. Mereka meminta orang tua dari anak-anak ini untuk memantau jumlah jam yang dihabiskan anak-anak mereka di depan televisi.

"Studi kami menunjukkan bahwa ada hubungan yang jelas antara memiliki TV di kamar tidur saat masih kecil dan kelebihan berat badan beberapa tahun kemudian," kata Anja Heilmann dari UCL Institute of Epidemiology and Healthcare.

Karena menghabiskan waktu berjam-jam di depan TV, anak-anak juga bisa mengemil makanan yang tidak sehat dan mungkin tidak cukup tidur, yang pada gilirannya menghasilkan bobot lebih. Studi ini merekomendasikan agar diadakan larangan iklan junk food tayang di televisi sebelum pukul 9 malam.