Brilio.net - Kanker menjadi penyebab kematian nomor dua di dunia dengan jumlah 9,6 juta kematian per tahun. Sedangkan di Indonesia berdasarkan data Globocan (2020), kasus baru kanker mencapai lebih dari 390 ribu kasus dengan kematian lebih dari 234 ribu orang.

Perempuan menjadi kelompok paling berisiko. Kanker payudara dan kanker leher rahim menjadi dua jenis penyakit yang paling banyak dialami perempuan. Tercatat ada lebih dari 65 ribu kasus kanker payudara dan lebih dari 36 ribu kasus kanker leher rahim. Sementara laki-laki paling banyak mengidap kanker paru-paru di mana tercatat ada lebih dari 235 ribu kasus. Disusul kanker kolorektal (21.764 kasus). Angka ini bisa saja meningkat seiring dengan gaya hidup masyarakat yang kurang memperhatikan kesehatan.

Lantas, bagaimana perawatan yang tepat terhadap penderita kanker? Perawatan paliatif dinilai dapat memberikan peningkatan kualitas hidup pasien. Nah perawatan paliatif ada beberapa jenis yang meliputi rawat inap, rawat jalan, dan kunjungan  atau rawat rumah.

Pasien dapat memilih tempat dilakukannya perawatan. Misalnya pasien dalam kondisi terminal menginginkan untuk diberikan perawatan di rumah, maka perawatan paliatif ini dapat dilakukan melalui perawatan rumah (home care-home visit).

Selain itu dokter paliatif memberikan pendekatan holistik dan terintegrasi yang melayani secara tim multidisiplin meliputi medis (dokter spesialis, perawat, fisioterapis, tim perawatan luka dan tim penanganan nyeri) dan non medis (petugas sosial medis, psikolog, ahli gizi, termasuk rohaniawan).

“Terkadang saat menghadapi penyakit kronis seperti kanker, pasien dan keluarga bingung harus mengambil langkah dan keputusan. Karena itu dokter paliatif akan hadir sebagai pendamping yang dapat meringankan beban pasien juga keluarganya,” ujar dr Maureen Lukman, FIPM selaku dokter paliatif Mandaya Royal Hospital Puri.