Brilio.net - Virus corona atau Covid-19 telah menginfeksi penduduk di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. Berbagai upaya dilakukan untuk memutus rantai penularan.

Penelitian soal penyakit ini juga tak henti dilakukan. Dua penelitian terbaru menemukan bahwa golongan darah O atau B memiliki risiko lebih rendah terkena virus corona dan tidak mengalami sakit parah ketika mereka terinfeksi Covid-19.

Dilansir brilio.net dari antaranews.com pada Senin (19/10), salah satu studi baru di antaranya secara khusus menemukan bahwa pasien Covid-19 dengan tipe darah O atau B menghabiskan lebih sedikit waktu di unit perawatan intensif dibandingkan rekan mereka dengan golongan darah A atau AB. Mereka cenderung tidak membutuhkan ventilator dan cenderung tidak mengalami gagal ginjal.

Menguatkan penelitian sebelumnya, dua studi baru yang diterbitkan di jurnal Blood Advances pada 14 Oktober lalu juga memaparkan bahwa orang dengan golongan darah O atau B tidak mengalami sakit parah ketika terinfeksi Covid-19.

Para peneliti di The University of British Columbia, Kanada, mengamati 95 pasien Covid-19 yang sakit kritis di rumah sakit di Vancouver, antara Februari hingga April. Mereka menemukan bahwa pasien dengan golongan darah O atau B rata-rata menghabiskan 4,5 hari lebih sedikit di unit perawatan intensif dibandingkan dengan mereka yang memiliki darah golongan A atau AB.

golongan darah covid © 2020 brilio.net

foto: freepik.com



Kelompok dengan golongan darah A atau AB tinggal selama 13,5 hari di ICU. Namun, para peneliti tidak melihat adanya hubungan antara golongan darah dan lama pasien dirawat di rumah sakit. Namun, mereka menemukan bahwa hanya 61 persen pasien dengan golongan darah O atau B yang membutuhkan ventilator, dibandingkan dengan 84 persen pasien dengan golongan darah A atau AB.
                               
Sementara itu, pasien dengan tipe A atau AB juga lebih mungkin membutuhkan dialisis, prosedur yang membantu ginjal menyaring racun dari darah. "Pasien dalam dua golongan darah ini mungkin memiliki peningkatan risiko disfungsi atau kegagalan organ akibat Covid-19 dibandingkan orang dengan golongan darah O atau B," para penulis penelitian menyimpulkan.

Studi lain pada Juni juga menemukan hubungan serupa. Mereka meneliti pasien di Italia dan Spanyol dengan golongan darah O yang ternyata memiliki risiko 50 persen lebih rendah dari infeksi virus corona yang parah dibandingkan dengan pasien dengan golongan darah lain.

golongan darah covid © 2020 brilio.net

foto: freepik.com


Tim tersebut juga memeriksa hampir setengah juta orang di Belanda yang dites Covid-19 antara akhir Februari hingga akhir Juli. Dari sekitar 4.600 orang yang dites positif dan melaporkan golongan darah mereka, 38,4 persen memiliki darah tipe O.

Itu lebih rendah dari prevalensi tipe O pada populasi 2,2 juta orang Denmark, 41,7 persen, sehingga para peneliti menentukan bahwa orang dengan golongan darah O telah terhindar dari infeksi secara tidak proporsional.

"Golongan darah O secara signifikan dikaitkan dengan penurunan kerentanan," begitu pernyataan peneliti.

Secara umum, pengaruh golongan darah ini bergantung pada ada dan tidaknya protein antigen A dan B di permukaan sel darah merah. Di mana sel darah merah ini adalah sifat genetik yang diwarisi dari orang tua.