Brilio.net - Pengumuman hasil hitung cepat atau quick count Pilpres 2019 membuat penasaran rakyat Indonesia. Khususnya, bagi kandidat calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Sejak pagi hari usai mencoblos, Rabu (18/4) relawan hingga partisipan berdatangan ke rumah posko Badan Pemenangan (BPN) 02 yang berada di Rumah Kertanegara. Berbagai acara digelar, di panggung yang berada di halaman Rumah Kertanegara, para relawan berkumpul untuk mendengarkan para partisipan pasangan nomor urut 02 untuk berbicara mengumumkan hasil quick count.

Namun ada yang berbeda di hari itu, hampir semua partisipan naik ke atas panggung. Sayangnya tak ada Sandiaga Uno, bahkan ketika Prabowo sedang berpidato. Di manakah sosok Sandiaga Uno?

Usai jumpa pers, Juru Bicara BPN 02 Dahnil Anzar mengatakan, Sandi tengah bersiap memaparkan data dari klaim kemenangan pasangannya yang telah diumumkan. Dia meminta waktu tunggu setengah jam saja sebelum data tersebut dirilis.

"Sabar, Bang Sandi lagi siapkan data-datanya," kata Dahnil singkat seperti dilansir brilio.net dari liputan6.com.

Namun, sampai Prabowo kembali naik ke atas podium untuk kali kedua dan mengklaim kemenangan hasil real count internal 62 persen, mantan Wakil Gubernur DKI itu tetap absen.

Awak media yang mengonfirmasi pun tak mendapat jawaban pasti. Hampir seluruh jajaran BPN 02 mengatakan, Sandiaga mendadak sakit, diserang cegukan tak kunjung henti, sehingga tak bisa menyampaikan hal yang dijanjikan.

"Iya sakit, cegukan enggak berhenti," kata Yuga Aden, orang yang selalu bersama Sandiaga sedari masa kontestasi Pilkada DKI.

Lantas, apa yang membuat Sandiaga Uno mendadak mengalami cegukan? Dilansir brilio.net dari mayo clinic, cegukan bisa saja terjadi secara tiba-tiba. Biasanya disebabkan karena makan besar, minuman beralkohol atau minuman berkarbonasi atau kegembiraan mendadak.

Sebenarnya, cegukan terjadi hanya beberapa menit saja. Namun bagaimana bila terjadi cegukan yang tidak berhenti seperti yang dialami Sandiaga Uno? Hal itu memang bida saja terjadi namun sangat jarang sekali. Bahayanya, cegukan bisa menyebabkan penurunan berat badan dan kelelahan.

Oleh sebab itu, apalabila mengalami cegukan yang berlangsung lebih dari dari beberapa menit, seorang bisa melakukan tarik napas ke dalam kantong kertas, berkumur dengan air es, tahan napas dalam waktu tertentu atau menyesap air dingin.

Namun bila masih berlanjut, dokter spesialis kejiwaan, dr. Andri, Sp.KJ, FAPM dalam unggahan di akun Twitternya mengatakan bahwa salah satu obat cegukan yang paling sering dipakai adalah Chlorpromazine.

"Obat Chlorpromazine sebenanrnya adalah obat antipsikotik untuk pasien Skizofrenia. Untuk Skizofrenia biasanya digunakan utk membantu pasien tidur, dosisnya bisa 100-300mg. Kalau untuk cegukan biasanya 12.5-25 mg," kata dia dalam cuitan di Twitter.

Ia menjelaskan bahwa efek samping dari obat ini ialah hipotensi atau sedasi, yakni rasa sangat mengantuk. Beberapa mereka yang cegukan dan menggunakan 25mg Chlorpromazine untuk cegukan dia hampir tidur 24 jam.

"Saya sendiri sudah mulai jarang menggunakan Chlorpromazine dalam praktek sehari-hari. Lebih suka menggunakan Clozapine jika perlu," ungkap Andri.