Brilio.net - Kematian akibat serangan jantung memang tak lagi memandang usia. Ironisnya, tren penyakit jantung semakin tak mengenal gender bahkan kebiasaan olahraga seseorang. Serangan jatung memang menjadi salah satu yang cukup menarik perhatian banyak orang. Terlebih berbagai berita memuat penyebab kematian seseorang karena serangan jantung.

"Dulu sangat jarang melihat seseorang di bawah usia 40 terkena serangan jantung. Tapi sekarang ada beberapa dari mereka yang berusia 20 tahun dan awal 30 tahun memiliki gangguan jantung," kata penulis studi senior Dr Ron Blankstein. Ron adalah seorang ahli jantung preventif di RS Brigham and Women di Boston, seperti dikutip brilio.net dari liputan6.com via healthclevelandclinic, Rabu (19/2).

Selain olahraga, ada pula yang menanyakan mengapa diet bisa menyebabkan seseorang berita serangan jantung? Ya, seperti diketahui diet terdiri dari beberapa jenis, salah satunya diet keto. Diet ini diklaim bisa cepat menurunkan berat badan. Namun jika tidak dilakukan dengan tepat bisa berisiko jantung koroner dan serangan jantung.

Pada praktiknya, pelaku diet keto tidak boleh banyak mengonsumsi makanan dari sumber karbohidrat. Sumber lemak dan protein, menjadi kunci utama keberhasilan diet ini. Akibat dari konsumsi sumber karbohidrat yang sedikit, tubuh jadi mencari sumber energi lain. Guna mendapatkan yang dicari itu, tubuh akan mengeluarkan insulin.

Namun, dikarenakan tidak ada glukosa sebagai sumber insulin, tubuh jadi memakan lemak sebagai cadangan. Ini yang membuat lemak jadi cepat berkurang. Dan jadi kabar bahagia untuk pelaku diet keto.

Spesialis Gizi Klinik dari Rumah Sakit Pondok Indah-Bintaro Jaya, dr Diana F Suganda SpGK dalam diskusi bersama media sambut Hari Gizi Nasional 2018 di Jakarta Selatan, menjelaskan, bahwa cadangan lemak yang dipecah ini mengalir dalam darah. Jika dilakukan pemeriksaan laboratorium, diketahui lipid, kolesterol, HDL, LDL, dan trigliseridanya dalam status mengkhawatirkan.

"Jangka panjangnya bisa berefek buruk pada pembuluh darah. Risiko jantung koroner meningkat," kata dia seperti dilansir dari Liputan6.com.

Risiko ini bisa terjadi karena kesalahpahaman para pelaku diet keto yang tidak mengonsumsi lemak sehat. Mereka berpikir, semua jenis lemak sama saja. Padahal tidak demikian. Ketika semua masakan digoreng dan selalu makan makanan bersantan, lemak jenuh dan tidak sehat yang hanya didapat.

Menjaga bobot tubuh tetap ideal memang baik untuk kesehatan, tapi tentunya harus sesuai dengan ketentuan indeks massa tubuh. Kelebihan berat badan bisa memicu berbagai penyakit, mulai dari gangguan pencernaan sampai masalah jantung.

Namun yang perlu diingat, menurunkan berat badan harus dengan cara sehat. Sebab jika tidak, bisa berbahaya dan bisa mengancam jiwa. Terlebih kamu juga perlu rutin check up kondisi kesehatanmu secara berkala, agar bisa selalu mengetahui kondisi tubuhmu.