Brilio.net - Minyak goreng menjadi salah satu bahan utama yang wajib tersedia di dapur. Apalagi masakan Indonesia kebanyakan digoreng dan ditumis yang membutuhkan banyak minyak.

Sayangnya, masih banyak masyakarat Indonesia yang tidak mengerti cara menggunakan minyak goreng yang baik, sehingga ketika minyak goreng sudah berwarna cokelat atau bahkan kehitaman masih saja digunakan. Selain itu juga, mereka masih belum tahu cara memilih dan menggunakan minyak dengan baik.

Dr. Reisa Broto Asmoro mengatakan untuk mengantisipasi penggunaan minyak goreng berlebihan, masyarakat harus tahu takarannya dan tidak boleh berlebihan. Selain itu, masyarakat juga harus tahu minyak yang baik itu seperti apa.

“Pertama, dipastikan terbuat dari bahan yang berkualitas bukan dari bahan yang berbahaya untuk tubuh. Kedua, memiliki titik didih yang tinggi sehingga kalau digunakan untuk menggoreng tidak mudah mengalami oksidasi. Ketiga, berwarna bening tidak cepat menghitam sehingga meminimalkan risiko kanker," kata wanita yang menjadi pembawa acara dr. OZ Indonesia tersebut di Jakarta, Sabtu (23/12).

Ia juga menambahkan, carilah minyak goreng yang tidak mudah beku. Minyak goreng ini ternyata memiliki kandungan asam lemak jenuh yang rendah sehingga bisa meminimalkan peningkatan kolesterol jahat yang bisa berisiko buruk bagi tubuh kita.

"Yang terakhir adalah karakternya harus seperti air, yaitu tidak lengket dan mudah mengalir, tentunya yang harus sedikit nempel di makanan, karena apabila terlalu menyerap di makanan bisa menimbulkan risiko obesitas dan penyakit lainnya,” ungkapnya.

Minyak goreng © 2017 brilio.net


Tidak cukup hanya mengetahui seperti apa ciri-ciri minyak goreng yang baik, masyarakat juga perlu mengetahui bagaimana cara memakai minyak goreng yang benar saat memasak. Sebagai seorang ahli gizi, Rita Ramayulis, DCN, M.Kes yang telah banyak menerbitkan buku-buku tulisan mengenai hidup sehat mengatakan bahwa salah satu kebiasaan yang salah saat memasak menggunakan minyak goreng adalah menggunakannya secara berulang hingga minyak berubah warna.

“Saat memanaskan minyak goreng dengan suhu tinggi dan digunakan secara berulang akan mengakibatkan minyak mengalami kerusakan karena adanya oksidasi yang membuat makanan menjadi bau tengik, berubahnya komposisi pada asam lemak tidak jenuh, berubahnya warna minyak, dan jumlah minyak lebih banyak terserap dalam makanan,” jelasnya.

Untuk itu, penggunaan minyak goreng yang baik menjadi pilihan tepat bagi masyarakat Indonesia karena dapat mengurangi jumlah lemak yang masuk ke dalam tubuh.

"Minyak goreng yang baik adalah terlihat jernih dan bening, memiliki aroma yang khas, semakin rendah jenis lemak jenuhnya maka semakin sehat. Hal ini dapat dideteksi dari kondisinya yang tidak mudah beku, teksturnya tidak terlalu kental tapi bening seperti air,” lanjut Rita.

Minyak goreng © 2017 brilio.net


Melihat hal itu, salah satu produsen minyak goreng terkemuka di Indonesia, SunCo mendukung gaya hidup sehat yaitu dengan cara mengatur pola makan yang benar agar terhindar dari berbagai penyakit. Salah satu yang harus diterapkan adalah mengonsumsi makanan sehat. Walaupun kebiasaan mengonsumsi makanan yang digoreng atau ditumis tidak dapat dihindari, konsumen tidak perlu khawatir karena penggunaan minyak goreng sedikit nempel di makanan tetap membuat hasil makanan tersebut baik untuk dikonsumsi.

"Pertama kali yang harus diperhatikan ketika memilih minyak goreng adalah jika warnanya semakin bening dan jernih maka semakin baik, tahapan pembuatan minyak goreng dilakukan lebih dari dua kali karena semakin banyak melewati proses penyaringan maka semakin rendah kandungan lemak jenuhnya. Sehingga menghasilkan minyak goreng yang tidak kental namun bening seperti air agar saat digunakan minyaknya dikiiitt nempel di makanan,” tutup Rita Ramayulis.