Brilio.net - Diabetes merupakan salah satu penyakit kronis. Penyakit ini terjadi karena adanya peningkatan kadar gula darah (glukosa) di atas nilai normal. Ada dua jenis utama diabetes, yaitu diabetes tipe 1 dan tipe 2.

Diabetes disebabkan karena adanya gangguan dalam tubuh, sehingga tubuh tidak mampu menggunakan glukosa darah ke dalam sel, sehingga glukosa menumpuk dalam darah. Biasanya, faktor risiko penyakit ini karena keturunan, gaya hidup tidak sehat, obesitas, dan masih banyak lagi.

Setiap tahun, angka penyandang diabetes terus bertambah dan diperkirakan jumlahnya akan mencapai lebih dari 400 juta orang di seluruh dunia pada tahun 2030. Statistik menunjukkan bahwa prosedur amputasi pada 6 dari 7 penderita kaki diabetik, diawali dari sebuah luka sederhana.

Padahal 85 persen dari luka tersebut sebetulnya dapat dicegah dan ditangani dengan baik agar tidak berkembang ke arah yang lebih serius. Hal ini membuat pencegahan dan deteksi dini terhadap kaki diabetik menjadi sangat penting. Salah satunya untuk mengurangi angka kejadian penderita luka diabetes dan risiko amputasi di kemudian hari.

Heartology Cardiovascular Center, dokter spesialis luka dr Adisaputra Ramadhinara mengatakan luka diabetes di kaki memerlukan penanganan khusus agar kesembuhan yang optimal dapat dicapai.

"Saat ini perkembangan ilmu pengetahuan di bidang perawatan luka telah berhasil menekan angka amputasi. Penggunaan berbagai dressing modern untuk mengatasi infeksi dan menjaga agar suasana luka tetap lembap juga sangat diperlukan," ujar Adi kepada media dalam acara konferensi pers virtual bertajuk 'Cegah Amputasi Kaki Akibat Komplikasi Diabetes', Senin (2/8).

"Karena dalam suasana lembap, pertumbuhan jaringan baru menjadi lebih optimal dan proses penutupan luka oleh sel kulit baru bisa terjadi dengan lebih cepat,” sambungnya.

Dalam kesempatan ini, Adi juga menyarankan kepada pasien diabetes yang memiliki luka di tubuhnya untuk tidak menutup luka tersebut dengan kain kassa. Sebab kain kassa tidak dapat menjaga kelembapan daerah luka dan dapat meningkatkan risiko infeksi.

"Sebuah studi menunjukkan bahwa bakteri dapat menembus hingga 64 lapisan kassa. Hal ini membuat kassa bukanlah penutup luka yang ideal," jelasnya.

Selain itu, pengendalian kadar gula darah harus dilakukan secara optimal, agar proses penyembuhan luka dapat berjalan dengan baik. "Selama menjalani perawatan, kaki yang sedang terluka juga harus diistirahatkan dan tidak boleh menjadi tumpuan beban," tambahnya

Menurutnya, saat ini perawatan luka selalu mengedepankan pentingnya kerja sama multidisiplin. Pada kasus luka diabetik di kaki, perawatan luka dapat ditangani oleh dokter spesialis luka.

"Tapi kalau terjadi penyumbatan pembuluh darah di kaki, maka diperlukan keterlibatan spesialis vaskular untuk tindakan revaskularisasi atau perbaikan aliran darah ke tungkai guna menunjang proses penyembuhan luka yang optimal," pungkas Adi.