Brilio.net - Saat ini, bersepeda jadi olahraga yang digandrungi banyak orang dari segala usia. Apalagi sejak munculnya pandemi Covid-19, bersepeda jadi alternatif olahraga menyenangkan untuk membuat tubuh tetap sehat.

Dengan bersepeda selama 30 menit setiap hari saja, dapat membantu menurunkan risiko penyakit metabolik, meningkatkan kreativitas dan daya ingat, serta menurunkan tingkat kecemasan dan depresi seiring dengan meningkatnya kadar hormon endorfin dalam tubuh. Olahraga bersepeda juga dapat membantu tubuh lebih rileks dan meningkatkan kualitas tidur, sehingga membantu mempertahankan berat badan.

Namun saat bersepeda, ada banyak hal yang perlu kamu perhatikan. Salah satunya adalah posisi tangan saat memegang stang sepeda antara handlebar dan rem. Kalau salah posisi, bisa membuat sakit dan tidak nyaman pada jari. Gangguan tersebut biasa dikenal dengan nama cyclist's palsy.

Sebenarnya apa sih cyclist's palsy dan bagaimana cara mengatasinya? Berikut ulasannya seperti dilansir Brilio.net dari siaran pers Rumah Sakit Pondok Indah, Jumat (19/2).

1. Apa itu cyclist's palsy?

Mengenal Cyclist's Palsy © 2021 brilio.net

foto: freepik

Saat kamu bersepeda dan merasakan sakit pada jari manis dan kelingking, hal itu disebabkan saraf pada jari tersebut mengalami tekanan yang menyebabkan nyeri. Masalah tersebut biasa dikenal dengan cyclist's palsy.

2. Gejala.

Mengenal Cyclist's Palsy © 2021 brilio.net

foto: freepik

Gejala penyakit ini adalah saat bersepeda, kamu akan mengalami kebas, kesemutan, nyeri, kram, atau kelemahan pada kedua jari. Hal ini dapat mengakibatkan kekuatan genggaman menjadi lemah. Gejala ini pun akan berbeda-beda pada setiap orang, tergantung tingkat keparahannya.

Gangguan sensorik seperti kesemutan dan mati rasa pada jari manis dan jari kelingking akan terasa dan mudah hilang 1 – 2 hari setelah bersepeda. Sementara gejala motorik yang tampak antara lain jari kelingking dan jari manis yang sulit diluruskan (claw hand), massa otot di antara ibu jari dan telunjuk terlihat kempes, serta kesulitan melebarkan dan menutup jari-jari (melakukan gerakan abduksi dan adduksi jari, hingga dapat menimbulkan cedera berat sampai adanya abnormalitas.

3. Penyebab.

Mengenal Cyclist's Palsy © 2021 brilio.net

foto: freepik

Penyebab seseorang yang mengalami cyclist's palsy bermacam-macam. Ada yang karena tekanan terlalu besar atau lama pada tangan, mengakibatkan tekanan pada saraf ulnaris atau terhambatnya aliran darah ke saraf tersebut. Posisi pergelangan tangan yang ekstensi (ketika pergelangan tangan mengarah ke atas dan keluar ke arah jam 12 bukan ke dalam yang seperti menggenggam), sehingga mengakibatkan regangan pada saraf.

Selain itu penyebabnya juga bisa dari salah dalam penggunaan sarung tangan atau bantalan yang tipis. Tekanan ban sepeda yang terlalu tinggi, penggunaan ban yang kecil dan tipis yang menyebabkan timbulnya getaran berlebih pada tangan. Posisi duduk yang terlalu tinggi atau stang (handlebar) yang terlalu rendah sehingga beban tubuh banyak ditopang oleh tangan.

4. Penanganan.

Mengenal Cyclist's Palsy © 2021 brilio.net

foto: freepik

Perawatan untuk cedera persarafan dapat memakan waktu berminggu-minggu sampai berbulan-bulan. Apabila tidak ditangani segera, cedera atau abnormalitas dapat menjadi permanen. Oleh karena itu, penting sekali memeriksakan diri ke dokter spesialis bedah ortopedi konsultan hand & microsurgery agar penanganan dapat dilakukan sedini mungkin.

5. Cara pencegahan.

Mengenal Cyclist's Palsy © 2021 brilio.net

foto: freepik

Agar aktivitas olahraga tetap nyaman tanpa ada masalah di bagian saraf, sebaiknya gunakan bantalan yang tepat pada handlebar atau tangan. Kamu juga dapat menggunakan sarung tangan untuk melindungi tangan dari tekanan yang besar saat bersepeda. Semakin tebal sarung tangan, maka akan semakin baik melindungi.

Selain itu, sesuaikan posisi dengan tangan dalam posisi senyaman mungkin. Posisi pergelangan tangan sebaiknya lurus, tidak hiperekstensi. Kalau kamu hobi bersepeda jarak jauh, cobalah ganti-ganti posisi tangan pada handlebar.

Dan yang paling penting, jangan lupa menerapkan konsep VDJ saat bersepeda, yaitu: Ventilasi, Durasi, Jarak. Menjaga jarak saat bersepeda dapat mengurangi dampak penularan virus Covid-19 yang seandainya dimiliki oleh teman bersepeda kamu.