Brilio.net - Kebakaran hutan yang terjadi di sejumlah area di Sumatera, seperti Palangkaraya dan Jambi masih belum padam juga. Bersamaan dengan itu, kabut asap pun terus menyebar ke sejumlah daerah. Tak pelak, hal tersebut pun membuat kualitas udara di daerah tersebut semakin memburuk.

Berdasar situs AirVisual, indeks kualitas udara di Palangkaraya pada Selasa (24/9) ini mencapai 374, sedangkan Jambi berada di angka 457.

Kualitas udara yang buruk ini tentunya dapat menimbulkan efek negatif bagi kesehatan, terutama di pernapasan. Untuk itu, salah satu cara guna mencegah bahaya kesehatan pernapasan ialah dengan menggunakan masker N95.

Namun, tahukah kamu? Rupanya masker tersebut justru tak disarankan untuk dipakai oleh anak-anak. Hal tersebut diutarakan oleh Natalie Epton, dokter spesialis anak.

masker n95 © 2019 brilio.net

foto: doctor-natalie.com



"Saat ini tidak ada ahli yang menyetujui penggunaan masker N95 pada anak-anak," ujar Natalie Epton seperti dilansir brilio.net dari World of Buzz, Selasa (24/9).

Menurut Natalie, masker N95 justru memliki efek buruk untuk pernapasan anak-anak. Mereka lebih mungkin kesulitan bernapas saat menggunakan masker, apalagi jika pernapasannya sudah terganggu akibat kabut asap.

masker n95 © 2019 brilio.net

foto: babycenter.com.my



Dengan demikian, masker N95 ini sebetulnya hanya disarankan untuk orang dewasa dan remaja. Sementara itu, penggunaan masker N95 pada anak-anak, tergantung pada bentuk wajah dan ukurannya.

Namun begitu, masker bedah yang banyak digunakan dan dijumpai di apotek pun juga terbilang kurang membantu melindungi sistem pernapasan dari kabut asap.