Brilio.net - Jika ingin menurunkan berat badan, maka dianjurkan untuk melakukan diet perlahan-lahan. Diet ketat yang dianggap dapat menurunkan berat badan secara signifikan tidak dianjurkan. Sebab kenyataannya memberikan hasil yang berlawanan. Penelitian berikut ini akan menjelaskannya.

Seperti dikutip dari International Business Times, orang-orang yang telah menyelesaikan diet ketat memiliki kecenderungan membalas dendam porsi makan yang diredam ketika diet dalam keadaan tak sadar. Sehingga berat badan yang susah payah diturunkan ketika diet kembali lagi dalam sekejap.

Dari penelitian ini ditemukan cara untuk mengatasi permasalahan di atas, yaitu dengan cara mengambil waktu jeda saat menjalani diet. Hal ini terbukti efektif dilihat dari tahapan penelitian yang dilakukan.

Sebanyak 51 pria dengan obesitas dilibatkan sebagai partisipan. Mereka berada dalam rentang usia 24-25 tahun. Mereka dibagi menjadi dua kelompok. Pertama diminta melakukan pemangkasan konsumsi kalori hingga satu per tiga kebutuhan mereka selama 3,5 bulan.

Ini adalah fase pembatasan energi. Kedua, melakukan hal serupa namun diberikan waktu jeda setiap dua pekan. Dalam masa jeda ini mereka mengonsumsi kalori sesuai kebutuhan. Akibatnya, kelompok kedua butuh waktu tujuh bulan untuk menyelesaikan dietnya.

Hasilnya, secara rata-rata para pria dari kelompok kedua mampu menurunkan 47% lebih banyak dibanding kelompok pertama. Tubuh yang kehilangan berat badan lebih banyak akan mengeluarkan hormon yang relatif sedikit sehingga membuat rasa kenyang bertahan lama.

Sebaliknya, produksi hormon berlebih dalam tubuh dapat memicu rasa lapar. Diet ketat juga memperlambat metabolisme. Ini dikarenakan keadaan tubuh yang tidak terisi membuat pembakaran kalori lebih minim.

"Saya akan mengatakan sembilan dari 10 orang yang berubah perlahan dan mampu memanajemen tujuannya dengan baik adalah orang-orang yang merasakan sukses hingga tiga tahun berikutnya.

Saya tahu banyak orang yang telah mengalami beberapa jenis pola makan selama seminggu dan kehilangan berat badan namun beberapa bulan kemudian mereka kembali ke titik awal," kata Andy Bellatti, seorang ahli gizi sekaligus salah satu pendiri Dietitians for Professional Integrity.