Brilio.net - Penyebaran virus corona tipe baru atau COVID 19 terus bertambah. Korban tewas akibat epidemi virus corona terus meningkat, pada Selasa (18/2) jumlah total kematian di China menjadi setidaknya 1.873 orang dan jumlah total kasus yang dikonfirmasi naik menjadi 73.332. Sebagian besar kematian yang baru dilaporkan, 94, terjadi di Provinsi Hubei, tempat wabah pertama kali ditemukan. Ada 454 kasus virus corona di 24 negara selain China.

Saat ini belum tercatat adanya korban virus corona di Indonesia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, Indonesia harus berbuat lebih banyak untuk mempersiapkan kemungkinan wabah Virus Corona. WHO berharap, Indonesia bisa meningkatkan pengawasan, deteksi kasus, dan persiapan di fasilitas kesehatan yang ditunjuk jika wabah tiba.

Kajian terkini mengenai wabah COVID 19 dilansir Journal of the American Medical Association yang merujuk pada analisis pasien-pasien di Rumah Sakit Jinyintan di Wuhan, menemukan bahwa setengah dari semua orang yang tertular COVID 19 berusia 40 hingga 59 tahun. Hanya 10% di antara para pasien yang lebih muda dari 39 tahun.

Namun bukan berarti corona tidak bisa menyerang anak-anak. Konsultan Respi Anak di RSCM Prof Bambang Supriyatno menjelaskan, anak-anak justru menjadi objek yang rentan terserang virus. Alasannya, sistem imunitas pada bayi dan anak masih belajar mengenali dan melindungi tubuh dari kuman yang masuk.

Sedangkan pada anak remaja dan orang dewasa, sistem imunitas tubuhnya sudah langsung mengenali jenis kuman dan segera menyerangnya begitu kuman masuk ke dalam tubuh.

Prof Bambang menyarankan orangtua untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap virus corona. Beberapa langkah baik yang bisa mencegah anak terserang virus adalah melengkapi imunisasi anak, menerapkan pola hidup bersih, dan meningkatkan daya tahan tubuh anak dengan asupan nutrisi yang dibutuhkan tubuh untuk pembentukan antibodi.

"Orangtua juga harus lebih cermat memantau kesehatan anak. Amati gejala-gajala penyakit yang mungkin terjadi pada anak agar bias cepat tertangani. Cek juga apakah anak mengalami lemah, letih, lesu, karena itu bisa jadi pertanda kualitas kesehatan anak sedang menurun. Bila ini terjadi, segera asup nutrisi baik pada anak agar pertahanan tubuhnya prima," ujarnya.

Sistem imun memang menjadi pelindung vital bagi tubuh untuk dapat melawan penyakit. Menurut Prof Iris Rengganis, tubuh memiliki sistem imun atau sistem pertahanan, sebagai mekanisme alami untuk melawan ancaman dari masuknya benda asing dari luar, seperti virus, bakteri, jamur.

Sistem imun adalah semua mekanisme tubuh untuk mempertahankan keutuhannya terhadap bahaya baik yang berasal dari dalam tubuh maupun luar tubuh. Bila daya tahan tubuh lemah, maka benda asing akan mudah masuk, sehingga menyebabkan terkena infeksi dan muncul beberapa gejala misalnya bersin, demam dan lainnya.

"Hingga saat ini belum ditemukan vaksin untuk virus corona. Untuk mengatasinya masyarakat perlu memperkuat antibodi atau kekebalan tubuh," tambahnya.

Kekebalan tubuh bersifat dinamis, dapat naik turun. Imunitas dipengaruhi usia, nutrisi, vitamin, mineral, hormon, olahraga, dan emosi. Makin dewasa, antibodi seseorang akan semakin kuat. Namun, antibodi juga bisa melemah seiring bertambahnya usia.

Imunitas tubuh bisa dijaga dan diperbaiki dengan pola hidup sehat, artinya sehat asupan makanan bernutrisi dan olahraga. Selain itu, olahraga rutin, tidur cukup, minum-cukup air putih juga dianjurkan, sehingga bisa mendetoksifikasi racun. Kurang tidur dan stres bisa memicu turunnya imunitas tubuh yang otomatis menurunkan kualitas antibodi.

Prof Iris menjelaskan bahwa sistem imun dapat ditingkatkan dengan memodulasi (mengatur) sistem daya tahan tubuh menggunakan imunostimulan. Imunostimulan berperan mengaktivasi berbagai elemen dan mekanisme berbeda pada sistem imun.

Imunostimulan berfungsi meningkatkan pertahanan alamiah tubuh untuk mengatasi berbagai infeksi virus dan bakteri, dan juga berbagai penyakit dimana sistem imun mengalami penurunan atau penekanan.

Imunostimulan dapat membantu sistem kerja imun dengan cara merangsang pembentukan berbagai sel-sel imun yang memiliki fungsi penting, salah satunya dengan meningkatkan pembentukan antibodi dan sitokin serta memperbaiki fungsi fagosistosis.

"Jadi makanan yang bernutrisi itu penting untuk menjaga daya tahan tubuh. Apabila seseorang tidak sempat makan makanan yang bergizi komplit, maka dapat dianjurkan untuk mengkonsumsi suplemen atau imunostimulan," ujar Prof Iris.

Prof Iris menambahkan, penggunaan imunostimulan dapat dianjurkan pada orang-orang yang merencanakan bepergian, dan sering berada di pusat keramaian. Selain itu, kelompok usia yang rentan memiliki daya tahan tubuh rendah, terutama lanjut usia (di atas usia 60 tahun).

Pencegahan COVID © 2020 brilio.net

Sementara itu, VP Research & Development Global Health PT SOHO Raphael Aswin mengatakan, imunostimulan yang baik mengandung echinacea pupurea extract dan zinc picolinate. Kandungan echinacea purpurea extract telah terbukti secara klinis dapat memodulasi sistem daya tahan tubuh dan mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut.

Sementara zinc picolinate berperanan aktif dan bekerja sinergis pada sistem daya tahan tubuh. Kandungan ini juga terdapat dalam Imboost Force.