Brilio.net - Kita semua tahu bahwa perokok aktif memiliki risiko yang tinggi untuk terkena kanker paru-paru. Begitu pula dengan perokok pasif atau secondhand smoker yang menghirup asap rokok secara langsung di udara.

Namun, bagaimana dengan perokok pihak ketiga atau third hand smoker (seseorang yang terkena zat sisa asap rokok yang menempel di permukaan benda di sekitarnya)?

Dokter pernapasan, Dr Hilmi Lockman dari Prince Court Medical Centre, mengatakan bahwa bahan kimia atau zat sisa dari asap rokok sejatinya dapat bertahan di permukaan benda, seperti pakaian, tirai, dan sofa selama berjam-jam, berhari-hari atau bahkan berbulan-bulan.

Hal tersebut tentunya cukup berbahaya, terutama bayi dan anak-anak karena sistem kekebalan tubuhnya cenderung lebih rapuh daripada orang dewasa.

"Asap yang dihirup oleh perokok telah melewati filter, sedangkan asap bekas rokok dan tembakau yang terhirup orang lain tidak melewati filter. Ini akan meningkatkan risiko kanker paru-paru," ucap Hilmi sebagaimana brilio.net lansir dari World of Buzz pada Selasa (13/8).

"Beberapa pasien tidak memiliki riwayat kanker di keluarganya, tidak merokok (pula), tetapi mereka menderita kanker paru-paru. Faktanya, (ini berarti bahwa) perokok pasif (secondhand smoker) dan third hand smoker sama-sama memiliki risiko," tambahnya.

Lebih jauh, dilansir dari Oriental Daily, dikatakan pula bahwa komponen beracun yang ditemukan pada third hand smoker rupanya mengandung lebih dari 10 senyawa yang bersifat karsinogenik (zat yang menyebabkan penyakit kanker), seperti toluena, timah, karbon monoksida, dan butana.

Untuk itu, Hilmi pun menyarankan bagi para perokok untuk segera berhenti dari kebiasaan yang kurang baik tersebut.

"Meskipun beberapa penyakit paru-paru (mungkin) tak dapat membaik, berhenti merokok pada tahap apa pun dapat membawa perbaikan, mencegah penyakit memburuk, dan memperkuat fungsi paru-paru," pungkas Hilmmi.