Brilio.net - Pandemi corona kini kian mengkhawatirkan. Virus ini telah menyerang ratusan negara di berbagai belahan dunia. Bahkan 3 negara selain China, seperti Amerika Serikat, Italia dan juga Spanyol menjadi negara terparah dengan menembus angka 80 ribu kasus pasien positif. Sama halnya dengan negara lain, Indonesia masih berperang melawan virus corona hingga saat ini.

Lonjakan kasus corona terus bertambah dengan beberapa laporan kesembuhan, tapi tak sedikit juga yang meninggal dunia. Usaha penanganan dan pencegahan terus dilakukan demi melawan Covid-19 yang memiliki gejala mirip flu.

Di Indonesia sendiri data terbaru pada Kamis (2/4) mencatat total mencapai 1.790 kasus yang positif terinfeksi virus corona. Kini masyarakat pun mulai waspada. Ada 112 pasien yang berhasil sembuh dan negatif corona. Namun, 170 orang di antaranya tak terselamatkan.

Memburuknya kondisi ini membuat banyak orang yang mulai mengurangi aktivitas di luar rumah. Bahkan ungkapan social distancing kini mulai kerap digaungkan semenjak virus corona menjangkit Indonesia.

Pemerintah juga menegaskan untuk melakukan social distancing atau pembatasan sosial disertai proses belajar, bekerja dan beribadah di rumah. Tindakan ini dilakukan agar tidak banyak lagi orang yang terjangkit virus corona.

Dilansir brilio.net dari medicalnewstoday.com, pada Jumat (3/4), para peneliti mengatakan bahwa penyebaran virus corona Covid-19 secara cepat kemungkinan disebabkan karena aktivitas pergerakan orang yang terpapar virus namun tidak menunjukkan gejala. Bisa jadi mereka pun tidak menyadari bahwa dirinya telah terpapar oleh virus tersebut. Itulah mengapa social distancing atau jarak sosial adalah tindakan pencegahan yang penting untuk dilakukan.

Lalu mengapa virus corona menyebar begitu cepat ke berbagai negara? Berikut brilio.net rangkum dari berbagai sumber, alasan social distancing dapat memutus penyebaran corona, pada Jumat (3/4).

Kasus tanpa gejala dapat menularkan virus.

foto: freepik.com

Seperti diketahui social distancing merupakan salah satu langkah pencegahan dan pengendalian infeksi virus corona dengan menganjurkan orang sehat untuk membatasi aktivitas atau kunjungan ke ruang publik dan kontak langsung dengan orang lain. Kini, istilah social distancing sudah diganti dengan physical distancing oleh pemerintah.

Saat seseorang diimbau untuk melakukan social distancing, mereka tidak diperkenankan untuk berjabat tangan serta dianjurkan menjaga jarak sekitar 1 meter ketika berinteraksi dengan orang lain. Nah, untuk saat ini mengisolasi pasien yang telah menunjukkan gejala aktif dianggap sebagai cara ampuh untuk memutus virus corona.

Tetapi sebagian orang yang terinfeksi hanya menunjukkan gejala ringan bahkan tidak menunjukkan suatu gejala apa pun. Oleh sebab itu banyak masyarakat yang tidak menyadari telah terinfeksi dan menyebarkan virus tersebut ke orang lain.

Riset yang meneliti awal penyebaran virus corona di China juga mengungkapkan bahwa setidaknya 59% dari orang yang terinfeksi dan beraktivitas di luar, tak terdeteksi dapat berpotensi menulari orang lain. Itu sebabnya mengapa virus menyebar begitu cepat dan kini beredar di seluruh dunia.

2 dari 3 halaman

Social distancing satu-satunya cara memutus rantai penularan.

foto: freepik.com

Menurut peneliti, banyaknya kasus yang tidak terdeteksi ini membuat pasien tanpa gejala memperbesar jumlah kasus virus corona.

Riset tersebut dilakukan dengan menggunakan model statistik yang berfokus pada penumpang kapal pesiar Diamond Princess. Analisis itu menunjukkan bahwa sejumlah besar orang yang tertular virus di atas kapal pesiar Diamond Princess tetap tidak menunjukkan gejala.

Pada bulan Februari, beberapa penumpang kapal pesiar diuji positif Covid-19, yang menyebabkan menyebarnya wabah infeksi virus corona di dalam kapal. Dengan segera otoritas pemerintah terkait pun menyatakan bahwa penumpang kapal harus dikarantina selama 14 hari.

Ini berarti bahwa meskipun awalnya mereka mungkin mengalami beberapa gejala ringan bahkan yang tak muncul gejala, orang yang telah terpapar corona Covid-19 mungkin masih dapat menularkannya tanpa disadari.

Karena alasan ini, para peneliti berpendapat bahwa jarak sosial adalah ukuran paling efektif untuk menahan penyebaran virus corona Covid-19. Setiap orang yang membatasi kontak sosialnya dapat menjadi pemutus rantai penyebaran atau penularan virus tersebut.

3 dari 3 halaman

Persiapan untuk melakukan social distancing.

foto: freepik.com

Dalam menerapkan kebijakan sosial distancing ini, kamu dapat mengambil strategi. Berikut beberapa persiapan yang bisa kamu lakukan:

1. Membuat rencana kegiatan.

Meskipun tak melakukan aktivitas ke mana-mana, kamu perlu membuat perencanaan, agar tidak bosan hanya berdiam diri tanpa melakukan apa pun. Seperti membuat rencana kegiatan di rumah. Nah, jika keadaan mendesak harus keluar rumah, misalnya untuk membeli kebutuhan, pilihlah waktu seperti siang hari dan bukan akhir pekan yang umumnya ramai orang.

2. Menyediakan obat yang diperlukan.

Nah, bagi kamu yang memiliki penyakit tertentu atau tengah menjalani pengobatan, sebaiknya menyediakan persediaan obat yang bisa digunakan. Selain itu kamu juga bisa menyediakan obat paracetamol untuk meringankan nyeri dan juga demam.

3. Mempersiapkan alat komunikasi dan akses internet.

Alat komunikasi menjadi hal yang sangat penting di tengah pandemi corona seperti saat ini. Kamu tetap dapat menjalin komunikasi yang sehat lewat video call. Akses internet yang lancar menjadi salah satu penghubung kamu dengan dunia luar. Aktivitas kamu untuk belajar atau bekerja di rumah bisa tetap produktif.

4. Menjaga kebersihan.

Meski hanya melakukan kegiatan di rumah, tetapi jangan sampai mengabaikan kebersihan. Misalnya tetap rajin mandi dan juga membersihkan rumah. Membersihkan benda-benda yang biasa tersentuh oleh orang banyak, seperti gagang pintu, saklar, toilet dan banyak lainnya