Brilio.net - Kanker serviks merupakan salah satu jenis kanker yang diderita oleh wanita dan tergolong paling mematikan. Kanker ini menyerang pada bagian sel-sel leher rahim.

Dalam kebanyakan kasus, seseorang yang mengidap kanker serviks tidak mengalami gejala pada tahap awal. Namun, setelah sel kanker menyebar, seseorang akan mengalami berbagai gejala.

Beberapa gejala yang dapat dialami oleh penderita kanker serviks di antaranya pendarahan pada vagina setelah berhubungan seksual atau menopause. Kemudian muncul pula keputihan yang disertai darah atau berbau busuk. Selain itu, terdapat pula gejala berupa nyeri panggul atau nyeri pada vagina ketika berhubungan seksual.

Meskipun penyebab utama dari kanker serviks ini masih kurang jelas, terdapat beberapa penyebab yang meningkatkan risiko terjadinya kanker serviks. Nah, berikut brilio.net rangkum dari berbagai sumber, Jumat (9/7), inilah penyebab kanker serviks dan cara pencegahannya.

1. Human papillomavirus (HPV).

<img style=

foto: pexels.com

Hampir semua penderita kanker serviks terjadi karena HPV. Ini adalah virus yang ditularkan secara seksual. Lebih dari 100 jenis HPV yang berbeda dapat terjadi, setidaknya 13 di antaranya dapat menyebabkan kanker serviks dan yang paling sering menyerang manusia adalah HPV 8, 11, 16, dan 18.

2. Memiliki banyak pasangan seksual.

<img style=

foto: pexels.com

Memiliki banyak pasangan seksual atau menjadi aktif secara seksual sejak dini merupakan cara cepat penularan kanker serviks. Penularan HPV hampir selalu terjadi akibat kontak seksual dengan individu yang menderita HPV lainnya. Wanita yang memiliki banyak pasangan seksual umumnya memiliki risiko infeksi HPV yang lebih tinggi. Ini meningkatkan risiko mereka terkena kanker serviks.

3. Merokok.

<img style=

foto: pexels.com

Merokok tak hanya dilakukan kalangan pria, tapi juga wanita. Rokok terdiri dari tembakau yang mengandung banyak zat kimia yang tidak baik untuk kesehatan tubuh. Risiko kanker serviks lebih banyak dialami oleh wanita yang senang merekok daripada yang tidak.

Dikutip dari NHS, wanita yang merokok juga memiliki potensi terkena kanker serviks sebesar dua kali lipat daripada wanita yang tidak merokok.

4. Sistem kekebalan yang melemah.

penyebab kanker serviks cottonbro from Pexels

foto: pexels.com

Kurangnya kekebalan tubuh atau melemahnya kekebalan tubuh membuat seseorang mudah terjangkit berbagai penyakit. Sehingga segala virus bisa dengan mudah masuk dan menular ke tubuh. Sistem kekebalan yang melemah bisa disebabkan karena kurangnya asupan gizi, buah, dan sayur.

5. Pil KB.

<img style=

foto: pexels.com

Penggunaan jangka panjang beberapa pil kontrasepsi sedikit meningkatkan risiko seorang wanita terkena kanker serviks. Bagi orang yang ingin mencegah kehamilan, bisa mulai konsultasi kepada dokter untuk bisa memilih cara yang lebih aman. Misalnya menggunakan IUD (Intrauterine Device, perangkat yang dimasukkan ke dalam rahim untuk mencegah kehamilan).

6. Penyakit menular seksual lainnya (PMS).

<img style=

foto: pexels.com

Penyakit menular seksual lainnya seperti chlamydia, gonore, dan sifilis dapat membuat seseorang mudah terjangkit kanker serviks. Tak hanya tiga penyakit tersebut, HIV/AIDS juga dapat meningkatkan potensi perempuan terjangkit kanker serviks. HIV/AIDS dapat meningkatkan potensi terkena kanker karena melemahkan sistem daya tahan tubuh, sehingga mudah terjangkit berbagai penyakit, salah satunya kanker serviks.

7. Rendahnya pemahaman.

<img style=

foto: pexels.com

Tingkat status sosial ekonomi berkaitan erat dengan tingkat kesejahteraan masyarakat. Minimnya ekonomi seseorang mengakibatkan seseorang buta akan pendidikan kesehatan yang memadai. Sehingga mengakibatkan mereka tidak tahu mengenai kanker serviks ini.

8. Berhubungan seks usia dini.

<img style=

foto: pexels.com

Dikutip dari Mayo Clinic, berhubungan seks yang dilakukan pada usia dini atau sebelum 18 tahun dapat meningkatkan risiko terkena kanker. Tak hanya berhubungan seks usia dini, kehamilan di usia muda pun dapat meningkatkan risiko terkena kanker.

Dilansir dari laman John Hopkins Medicine, perempuan yang hamil muda atau hamil di bawah usia 25 tahun memiliki potensi terkena kanker serviks dua kali lipat lebih besar daripada perempuan yang hamil di usia 25 tahun atau lebih.

9. Riwayat keluarga.

<img style=

foto: pexels.com

Mengutip laman John Hopkins Medicine, perempuan dengan riwayat keluarga terkena kanker serviks memiliki risiko terkena kanker ini sebesar dua hingga tiga kali lipat lebih tinggi. Oleh karena itu, penting untuk memahami riwayat kesehatan keluarga untuk dapat lebih melakukan pencegahan supaya tidak terkena kanker serviks.

10. Memiliki banyak anak.

<img style=

foto: pexels.com

Melansir laman John Hopkins Medicine, perempuan yang melahirkan lebih dari tiga anak memiliki potensi lebih besar terjangkit kanker serviks.

11. Konsumsi buah dan sayur rendah.

<img style=

foto: pexels.com

Perempuan yang kurang banyak mengonsumsi buah dan sayur juga memiliki potensi terkena kanker serviks lebih besar. Bahkan, perempuan yang memiliki berat badan berlebih juga dapat meningkatkan potensi terkena kanker ini.

Terdapat beberapa cara yang dapat mencegah terjadinya kanker serviks pada perempuan. Berikut cara pencegahan yang dapat dilakukan secara tepat.

1. Melakukan pap smear.

<img style=

foto: pexels.com

Pap smear merupakan pemeriksaan khusus untuk mendeteksi adanya kanker maupun sel-sel abnormal yang berkembang menjadi kanker di leher rahim (serviks). Dengan melakukan pap smear, maka potensi terjadinya kanker serviks dapat terdeteksi lebih awal dan mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Untuk menjalani pemeriksaan ini terdapat beberapa ketentuan, yakni:
- Bagi perempuan di bawah 30 tahun, sebaiknya menjalani pemeriksaan ini setiap tiga tahun sekali.
- Perempuan berusia 30 tahun ke atas dapat melakukan tes setiap tiga atau lima tahun sekali.

2. Vaksin HPV.

<img style=

foto: pexels.com

Dikutip dari laman John Hopkins Medicine, vaksin HPV mampu melindungi tubuh dari virus penyebab kanker serviks, serta terjadinya kutil kelamin. Pemberian vaksin ini hanya efektif untuk orang yang belum terjangkit virus HPV atau kanker serviks. Vaksin ini juga akan lebih efektif apabila diberikan pada perempuan yang belum aktif secara seksual.