Brilio.net - Banyak orang yang enggan untuk berolahraga saat berpuasa. Pasalnya olahraga dapat mengeluarkan banyak keringat sehingga memicu dehidrasi. Jika demikian, apakah olahraga dilarang saat berpuasa?

Tunggu dulu, kamu tetap bisa berolahraga saat berpuasa lho. Dokter Andhika Raspati dari PPFS Kedokteran Olahraga Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), yang sering membagikan konten-konten menarik mengenai olahraga di akun Instagram pribadinya, @dhika.dr. Dia pun menuliskan waktu terbaik berolahraga selama puasa Ramadan dan masing-masing risikonya.

Dalam unggahannya pada Senin (6/5) dia menjelaskan bahwa ada tiga waktu yang bisa dipilih untuk berolahraga; pagi setelah sahur, tepat menjelang berbuka, atau setelah berbuka puasa.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Merepost diri sendiri, sebagai Reminder sekaligus Throwback waktu bentuk #drdhikasharing masih formal kayak pidato sambutan lurah. Selamat Berpuasa n' Stay Active ya Gaess! . "Dok, kalau bulan puasa gini, waktu yg bagus buat olahraga itu kapan ya?" . Di Bulan Puasa, ada tiga waktu yang dapat dipilih untuk melakukan latihan fisik/olahraga. Pagi Setelah Sahur, Tepat menjelang Berbuka, atau Setelah Berbuka Puasa. Apapun pilihannya, ada keuntungan dan juga konsekwensi di setiap pilihan tersebut. . Kalau Anda memilih pagi hari, Anda masih memiliki pasokan energi dan cairan yang cukup banyak dari makan sahur Anda. Tapi risikonya adalah, bila Anda "lepas kendali" hingga latihan Anda terlalu berat, atau Anda berkeringat terlalu banyak hingga mengalami dehidrasi, maka Anda harus menunggu berjam-jam lamanya untuk dapat minum kembali. . Kalau Anda memilih latihan di sore hari menjelang berbuka, maka kadar gula darah (dan juga cairan tubuh) Anda sedang berada dalam tingkat yang rendah. Dalam kondisi seperti ini, saya lebih menyarankan untuk menghindari latihan dengan intensitas berat. Karena, semakin berat intensitas latihan kita, maka tubuh lebih banyak membutuhkan gula sebagai sumber energi dibandingkan dari lemak. . Bila Anda memilih latihan setelah berbuka, maka tingkat kesediaan energi dan cairan tubuh sudah meningkat kembali dan siap berlatih pada intensitas berat sekalipun. Namun, Anda harus memberi jarak waktu antara berbuka dengan latihan untuk menghindari terjadinya ketidaknyamanan pada lambung (apalagi kalau Anda tipe yang "Kalap Tajil"). Konsekwensinya, jadi berisiko terlambat dateng Tarawih di Masjid . . Tak lupa, apapun pilihan Anda dari ketiga pilihan di atas, asupan Nutrisi yang memadai baik pada sahur ataupun berbuka sangat diperlukan untuk mendukung latihan fisik Anda. . Demikian pendapat saya atas pertanyaan di atas, silakan dipilih berdasarkan pengalaman dan kepercayaan masing-masing . Semoga bermanfaat . . #activeramadan #getactive #stayactive #sportsmedicine #tips #healthtips #doctors #dokter #tipskesehatan #tipspuasa - #pernahwaras #regrann

A post shared by dr. Andhika Raspati (@dhika.dr) on

"Apapun pilihannya, ada keuntungan dan juga konsekuensi di setiap pilihan tersebut," tulis Dhika.

Sementara itu, berolahraga setelah waktu berbuka akan memberikan sedikit keuntungan. Keuntungannya yakni tingkat kesediaan energi dan cairan tubuh sudah meningkat kembali. Pada kondisi seperti ini, latihan pada intensitas berat sekalipun diperbolehkan.

Meski demikian, Dhika menyarankan agar kamu memberi jarak antara waktu berbuka dengan latihan guna menghindari terjadinya ketidaknyamanan pada lambung. Apalagi, jika kamu tipe yang suka kebablasan saat buka puasa.

"Konsekuensinya, jadi berisiko terlambat datang tarawih di masjid," katanya.

Dhika pun menekankan bahwa apapun pilihanmu, asupan nutrisi yang memadai saat sahur dan berbuka sangat diperlukan untuk mendukung latihan fisikmu.