Brilio.net - Liburannya berdua bersama Putra ke Yogyakarta selama 3 hari 2 malam tampaknya akan menjadi akhir pertemanan mereka. Sepulang liburan itu, pria yang kini berdomisili di Solo, Jawa Tengah ini merasa hubungannya ke depan dengan teman baiknya tersebut akan berjalan tak baik.

"Gimana pertemanannya mau dilanjut nggak? Dia bilang 'kita lihat nanti ya'. Dari situ saya merasa ada yang aneh," curhatnya pada brilio.net, Rabu (27/1).

Pria 21 tahun itu mengaku, selama bekerja sebagai perawat, dirinya telah cukup mendapatkan tekanan dan sering disalahkan. Maka dari situ dia butuh teman bercerita. Namun sayang, diakuinya, sejauh ini teman-temannya jarang sekali berada di sampingnya untuk sekadar memotivasi.

"Yang kemarin-kemarin itu ke mana itu lho. Makan bareng, ke mana-mana bareng sama teman-teman. Sekarang tu saya sendirian," keluhnya. "Saat saya butuhkan hanya untuk ngobrol mereka nggak ada semua."

Alumnus salah satu Sekolah tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) di Yogyakarta ini mengaku, teman lamanya yang sudah wafat pernah memberikan nasihat bahwa dirinya harus kuat, sebab suatu saat akan menghadapi kondisi sendiri. Maka dia harus kuat menghadapi semuanya.

Putra (20) merupakan karyawan salah satu minimarket yang berada di sebelah klinik tempatnya bekerja. Pria ini dikenalnya sekitar 3 bulan lalu. Hal yang membuat Juliuz merasa begitu berat dengan sikap menjauh Putra adalah posisi mereka yang bersebelahan namun seperti orang yang tak kenal. Dia pun belum mendapat jawaban mengapa Putra tiba-tiba menghindar darinya, sebab ketika ditanya, Putra enggan memberitahukan alasannya.

Setelah merasa memiliki teman curhat, kini Juliuz harus sendiri lagi. Sedangkan di tempat bekerjanya tak diperkenankan mengadakan obrolan satu sama lain.

"Kalau inget hari ini bikin lemes, bikin nggak mood untuk makan, bikin nggak mood untuk ngapa-ngapain. Saya hari ini kayak patung di pinggir jalan yang hanya dilihat orang, nggak bisa senyum nggak bisa apa-apa."

Dengan sikap Putra ini, Juliuz mengaku harus menangis hingga 3 jam. Dia merindukan pesan maupun perhatian yang diperagakan Putra selama ini. "Mending kita pisah jauh sekalian tapi masih ada komunikasi. Tapi kalau kayak gini kan pisahnya deket tapi nggak ada komunikasi sama sekali," ujarnya.

Selama ini, menurut pengakuan Juliuz, teman baiknya itu kerap mengingatkan dirinya untuk tak lupa minum susu. Hal ini merupakan upaya pengobatan terhadap keracunan yang dialaminya akibat dulunya pernah mencoba bunuh diri dengan meminum cairan antinyamuk saat kelas 3 SMA. Sejak peristiwa itu, harus minum susu secara rutin setiap pagi dan sore.

Juliuz mengaku masih memercayai bahwa angka 9 berpengaruh pada pertemanannya. Perkenalannya dengan Putra terjadi pada 9 November. Konfliknya dengan Putra ini menurutnya adalah takdir untuk menyambut tanggal 29 Januari ini. BACA JUGA: Kisah Juliuz keramatkan tanggal 29 dalam persahabatan

"Saya nggak tau ada apa lagi dengan angka itu," tutupnya.

Cerita ini disampaikan oleh Juliuz melalui telepon bebas pulsa Brilio.net di nomor 0-800-1-555-999. Semua orang punya cerita. Ya, siapapun termasuk kamu punya kisah tersembunyi baik cerita sukses, lucu, sedih, inspiratif, misteri, petualangan menyaksikan keindahan alam, ketidakberuntungan, atau perjuangan hidup yang selama ini hanya kamu simpan sendiri. Kamu tentu juga punya cerita menarik untuk dibagikan kepada kami. Telepon kami, bagikan ceritamu!