Brilio.net - Objek wisata air terjun Sri Gethuk di Desa Bleberan, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada tahun 2015 memperoleh pendapatan sebesar Rp 1,9 miliar. Rencananya dana tersebut rencananya untuk membangun fasilitas penunjang supaya wisatawan lebih nyaman.

Ketua BUMDes Bleberan, Suharto mengatakan pendapatan retribusi pada tahun 2015 lebih besar daripada retribusi 2014 sebesar Rp 1,24 miliar.

"Pendapatan retribusi meningkat yang cukup signifikan. Kami berkomitmen akan terus meningkatkan kinerja dan target pendapatan pada tahun 2016, termasuk meningkatkan kualitas pelayanan dan kinerja dan perbaikan unit simpan pinjam," kata Suharto di Gunungkidul, Senin (1/2).

Suharto mengungkapkan pihaknya sudah membuat laporan pertanggungjawaban BUMDes Bleberan, Kecamatan Playen, Minggu (31/1). Laporan pertanggungjawaban yang disetujui masyarakat Bleberan, memunculkan beberapa rekomendasi atas beberapa persoalan dan hambatan, seperti kondisi konstruksi jalan lingkar masih berbatu yang perlu ditingkatkan demi kenyamanan wisatawan.

Rekomendasi lainnya menyangkut perlunya tata kelola keuangan yang lebih efisiensi dalam membiayai operasional yang tahun lalu mencapai 85,6 persen.

"Untuk pengembangan Sri Gethuk, kami memandang perlu adanya penerapan aplikasi berbasis IT, serta penempatan karyawan sesuai dengan bidang keahlian," terang dia dilansir Antara.

Sementara, Kepala Desa Bleberan, Supraptono menyatakan laporan pertanggungjawaban juga lebih membuka kesempatan masyarakat memberikan masukan, kritik, hingga menanyakan banyak hal yang sebelumnya dipandang kurang transparan.

"Masyarakat sudah sepakat untuk menerima laporan pertanggungjawaban pada tahun 2015. Dengan catatan rekomendasi yang ada harus direalisasikan pada tahun 2016," ujarnya.

Ia mengatakan pihaknya terus berupaya untuk transparan dalam pengelolaan aset desa. Selain itu, Desa Bleberan juga tengah belajar mewujudkan tujuan cita-cita Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Desa sebaik mungkin. Hal ini bakal dibantu oleh Semaul Globalization Foundation (SGF) Korea dan LSM Penabulu dalam implementasi program demokratisasi desa dan penguatan masyarakat sipil untuk 5 tahun ke depan.

"Kami terus berusaha untuk transparan dalam pengelolaan laporan pertanggungjawaban, dibantu SGF dan LSM Penabulu," pungkasnya.