Brilio.net - Tragedi Tsunami Banten yang terjadi pada (22/12) lalu ini tak hanya membawa duka mendalam bagi masyarakat yang berada di sekitaran Selat Sunda yakni Banten dan Lampung, tapi juga bagi wisatawan yang menjadi korban saat sedang beribur. Ternyata kejadian ini membuat banyak wisatawan khususnya yang merasa takut dan trauma untuk datang ke pantai.

Untuk itu, belum lama ini Menteri Pariwisata Arief Yahya menggelar Rapat Koordinasi Pemulihan Sektor Pariwisata Selat Sunda Bangkit, dengan dihadiri Gubernur Lampung M Ridho Ficardo, Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy, serta stakeholder pariwisata terkait.

Menpar Arief mengatakan, Rakor ini bertujuan untuk mempercepat recovery sektor pariwisata di sekitar Selat Sunda yang terdampak tsunami beberapa waktu lalu. Selain itu, Kemenpar juga ingin menginisiasi sinergi antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota untuk memulihkan sektor pariwisata. Khususnya di Banten dan Lampung. "Kementerian Pariwisata mendukung 100 persen pemulihan pariwisata di Banten dan Lampung pasca tsunami," tegas Menpar Arief Yahya dalam siaran pers yang brilio.net terima, Senin (14/1).

Wakil Gubernur Banten, Andika Hazrumy menerangkan, wilayah Banten yang terkena dampak tsunami adalah di Serang dan Pandeglang yang sebagian besar wilyahnya merupakan destinasi wisata. Sebut saja, Pantai Anyer, Pantai Carita hingga Tanjung Lesung. Andika kemudian menjabarkan strategi pemulihan pariwisata pascatsunami. "Pertama, saya yakin kehadiran Pak Menteri Pariwisata Arief Yahya dapat mendukung dan mendorong masyarakat Banten dan di luar Banten tetap percaya untuk bisa berwisata ke Banten," katanya.

Andika melanjutkan, Pemprov Banten telah melakulan langkah-langkah seperti evakuasi, penanganan korban hingga mendirikan hunian sementara. Terkait pariwisata, sudah dilakukan perbaikan jalan dan persiapan beberapa event wisata. "Jalan dari Carita hingga Tanjung Lesung yang rusak sudah kami data, yang jadi tanggung jawab provinsi sudah kita benarkan. Kami terus memberikan kemudahan wisatawan untuk perlebaran juga," paparnya.

Selain itu, beberapa event wisata seperti ajang budaya juga sudah disiapkan di Anyer dan Tanjung Lesung. Diharapkan dengan itu, bisa menjadi promosi dan membuat wisatawan kembali datang berwisata ke Banten. "Terkait pengembangan pariwisata Banten, potensi kami luar biasa. Ada wisata bahari, religi, cagar budaya, cagar alam dan lainnya. Bahkan banyak pabrik di Banten yang bisa dimanfaatkan menjadi wisata industri," tambah Andika.

Untuk Lampung, Gubernur Lampung M Ridho Ficardo mengaku sudah membenahi 3A (Atraksi, Aksesibilitas dan Amenitas). Menurutnya, hal penting lainnya yang tak boleh terlewatkan adalah bagaimana membangun kembali image pariwisata Lampung pascatsunami. "Memulihkan image bahwa daerah itu rawan, kena bencana, bahaya dan segala macamnya itu butuh waktu," ujar Ridho.

Oleh sebab itu, salah satu cara memulihkan image pariwisata Lampung adalah dengan generasi milenial. Tentu, melalui promosi destinasi wisata di media sosial. "Promosi wisata milenial paling banyak di media sosial, maka kami akan bekerja sama dengan para travel blogger, Genpi (Generasi Pesona Indonesia) dan stakeholder lainnya lewat hasthag #Lampungitukerreen dan lain-lain. Banten juga bisa mencontohnya," papar Ridho.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menyambut baik strategi-strategi dari Banten dan Lampung. DAK (Dana Alokasi Khusus) sudah disiapkan, masing-masing Rp 9 M untuk Banten dan Rp 33 M untuk Lampung. Terakhir, Menpar Arief Yahya berpesan untuk kembali mengelola tata ruang di tiap wilayah masing-masing. "Sekarang adalah kesempatan baik untuk melakukan tata ruang dengan benar dalam membangun kembali wilayah-wilayah yang terkena dampak tsunami. Wilayah yang tidak terdampak, jangan diutak-atik," tutup menteri asal Banyuwangi tersebut.