Sejarah Makam Raja Mataram Kotagede.

<img style=

foto: brilio.net/Feni listiyani

 

Makam Raja Kotagede atau Pasarean Hasta Kitha Ageng adalah komplek makam bagi raja-raja Mataram Islam pertama beserta kerabatnya yang dibangun oleh Panembahan Senopati. Komplek makam ini berada di sebelah barat Masjid Agung Kotagede yang ceritanya dulu adalah tempat dimana cikal bakal adanya Kerajaan Mataram Islam. Di komplek makam ini terdapat 627 makam.

Sejarah berdirinya Makam Raja Mataram Kotagede tidak lepas dari berdirinya Kerajaan Mataram Islam dan sosok Panembahan Senopati. Panembahan Senopati memiliki nama asli Danang Sutowijoyo dan juga dikenal sebagai Sutawijaya. Beliau merupakan putra dari KI Gede Pemanahan, sosok yang berhasil membantu Jaka Tingkir atau Sultan Hadiwijaya untuk membunuh Arya Penangsang.

Atas jasanya Ki Ageng Pemanahan mendapatkan hadiah berupa Alas Mentaok sebagai tanah perdikan. Alas Mentaok merupakan sebuah hutan yang di mana KI Ageng Pemanahan bersama keluarga dan pengikutnya berpindah dan kemudian membangun desa kecil di hutan tersebut.

Pada masa kepemimpinan KI Ageng Pemanahan, status wilayahnya hanyalah sebuah kadipaten di Kerajaan Pajang. Setelah wafatnya beliau, Sutawijaya diberi hak oleh Pangeran Benowo untuk melepaskan diri dari Kerajaan Pajang dan mendirikan Mataram Islam. Sutawijaya kemudian mengangkat dirinya menjadi sultan pertama Kerajaan Mataram Islam dengan gelar Panembahan Senopati.

Pada awal berdirinya Kerajaan Mataram Islam yang berada di bawah pemerintahan Panembahan Senopati memiliki ibu kota yang berlokasi di Kotagede. Pada masa kekuasaannya, Panembahan Senopati mulai memperluas daerah kekuasaannya, membangun benteng yang mengelilingi keraton dari bahan batu bata, serta parit pertahanan yang mengelilingi benteng luar, dan membangun komplek makam raja di Kotagede yang dilakukan secara bertahap.

Pembangunan komplek Makam Raja Kotagede dimulai pada tahun 1589 dan selesai pada tahun 1606. Di dalam komplek makam terdapat tiga cungkup yang merupakan bangunan utama berfungsi sebagai pelindung makam-makam tertua. Ketiga cungkup tersebut bernama Bangsal Prabayaksa, Bangsal Witana, dan Bangsal Tajug.