Brilio.net - Meski di tengah pandemi, tak dapat dipungkiri jika menghabiskan waktu sejenak untuk bebas dari berbagai rutinitas tetap perlu dilakukan. Berlibur menjadi hal penting untuk me-refresh kembali pikiran agar dapat menjalani hari agar tetap produktif.

Nah, tapi, kira-kira jenis wisata seperti apa yang sehat dan aman ya? Pastinya udaranya bersih, masih banyak tumbuh-tumbuhan, dan yang terpenting adalah menghindari kerumunan. Apakah masih ada tempat wisata dengan kriteria tersebut? Masih dong!

Kali ini brilio.net akan mengajak kamu untuk menjelajah Gili Iyang atau lebih kerap disebut Giliyang, salah satu pulau di Sumenep, Madura, yang memiliki kadar oksigen terbaik di dunia.

-

Pulau dengan kadar oksigen terbaik di dunia

Jika kamu sudah merasa sumpek menghirup udara kota yang telah terkontaminasi dengan polusi, nggak salah kalau kamu memilih Giliyang sebagai wishlist perjalanan wisata. Dari Pelabuhan Dungkek, brilio.net mengambil jadwal keberangkatan kapal pagi sekitar pukul 10.00 WIB. Saat itu ombak lumayan tinggi dengan sedikit angin. Namun awak kapal memilih tetap melanjutkan perjalanan.

Pulau Giliyang Madura © 2021 brilio.net

foto: Farika Maula/brilio.net 2021

 

Sesampainya di Giliyang, kami bertemu dengan salah satu warga yang juga merangkap sebagai Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS). Hamzah namanya. Ia menceritakan bagaimana proses pembangunan wisata di Giliyang sehingga banyak diminati para wisatawan. Bukan itu saja, Hamzah juga menceritakan proses penelitian beberapa instansi di Giliyang.

Selama ini banyak wisatawan mengira bahwa hanya ada satu titik oksigen terbaik di Giliyang. Padahal fakta sebenarnya, semua tempat di pulau tersebut ternyata mengandung kadar oksigen yang baik.

Memang POKDARWIS di Giliyang sengaja membuat papan bertuliskan 'Titik Oksigen'. Papan ini dibuat untuk tempat berswafoto para pengunjung. Selain papan, POKDARWIS juga membuat beberapa gazebo kecil di sekitarnya untuk tempat beristirahat para wisatawan.

"Sebenarnya satu pulau ini di semua tempat memiliki kadar oksigen yang baik. Tapi masih banyak orang yang mengira titik oksigennya cuma ada di satu tempat saja," ujar Hamzah mengawali pembicaraan.

Pulau Giliyang atau biasa disebut dengan Pulau Oksigen ini terkenal karena dipercaya memiliki kadar oksigen yang baik. Keyakinan ini didukung dengan fakta bahwa penduduk di Giliyang banyak yang mencapai usia panjang dengan kondisi yang sehat dan kuat. Nggak heran juga kalau Giliyang mendapat julukan 'Pulau Awet Muda'.

Pulau Giliyang Madura © 2021 brilio.net

foto: Farika Maula/brilio.net 2021

 

Klaim ini bukan sekadar omong kosong belaka. Pengecekan kadar oksigen di Giliyang juga sudah dilakukan oleh beberapa instansi. Salah satunya adalah Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) pada tahun 2006 lalu. Hasil analisisnya menunjukkan bahwa kadar oksigen di Giliyang dalam kondisi normal yaitu sebesar 20,9 persen.

Nah, segarnya udara di Giliyang bukan karena kadar oksigen yang tinggi, tetapi karena udaranya bersih dari zat pencemar. LAPAN menyebutkan, dari 17 titik yang diuji, kadar oksigen di Giliyang adalah sebesar 20,9 persen. Artinya di dalam volume 1 liter udara bebas terkandung 0,209 liter oksigen.

Persentase ini lebih baik dari kondisi udara daerah-daerah lain di Indonesia. Terlebih lagi di pulau ini nilai kandungan zat-zat pencemar udara seperti karbon monoksida, nitrogen oksida, atau sulfur dioksida adalah sangat rendah.

Kadar oksigen normal yang ditolerir untuk mencukupi kebutuhan pernapasan adalah dalam batas antara 19,5 sampai 22,0 persen. Kadar oksigen yang kurang dari 19,5 persen akan menyebabkan kekurangan oksigen yang disebut hipoksia. Dampak kekurangan oksigen dari yang ringan seperti lemah dan pusing, sampai yang berat seperti menyebabkan koma bahkan kematian. Sehingga bisa dikatakan kualitas udara di Giliyang sangat bersih.

Menurut peneliti pada Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer LAPAN, Sumaryati di dalam Kajian Potensi Wisata Kesehatan Oksigen di Giliyang menyebutkan bahwa ada faktor lain yang menyebabkan kualitas udaranya sangat bagus.

Pulau Giliyang Madura © 2021 brilio.net

foto: Farika Maula/brilio.net 2021

 

"Udara di Gili Iyang merupakan udara yang berasal dari laut yang kemungkinan banyak mengandung aerosol garam, terutama magnesium sulfat atau dikenal dengan nama garam epsom," tulis Sumaryati dalam kajiannya.

Banyak manfaat dari penggunaan garam epsom di luar tubuh untuk kesehatan dan kesegaran kulit. Selain itu juga bisa berfungsi sebagai pengobatan seperti pre-eklampsia dan eklampsia yang dialami ibu hamil, serta menjadi tindakan medis awal untuk pasien yang terkena serangan stroke.

Temuan tadi diperkuat oleh riset lanjutan oleh Badan Lingkungan Hidup dan Bappeda Kabupaten Sumenep pada 2011 yang menyebutkan kualitas oksigen sebesar 20,9 persen terjadi di waktu-waktu tertentu, utamanya pada bulan Februari. Selain itu didapati pula bukti bahwa kandungan karbon dioksida di Giliyang tak lebih dari 26,5 persen dengan tingkat kebisingan hanya 36,5 desibel.

-

Beberapa destinasi wisata di Giliyang

Sebenarnya, udara di Giliyang mengandung kadar oksigen yang sama dengan di Pantai Ancol, Jakarta. Hanya saja, di Giliyang tidak ada zat pencemar. Sementara di Pantai Ancol banyak zat pencemar yang berasal dari Jakarta sehingga udara di Pantai Ancol lebih kotor dari Giliyang.

Diketahui, pada Sabtu (5/6), Jakarta menjadi kota paling berpolusi di dunia versi AirVisual. Jakarta kembali menempati peringkat kelima setelah Dubai sebagai kota dengan kondisi udara yang tidak sehat.

Dikutip dari situs AirVisual, Air Quality Index (AQI) Jakarta sempat berada di angka 121. Hal ini berarti kualitas udara di Jakarta memang kurang sehat.

Masih dikutip dari Air Visual, sebuah aplikasi pencatat kualitas udara kemudian menempatkan Air Quality Index (AQI) Giliyang hanya satu tingkat di bawah kadar oksigen di Laut Mati, Yordania. Kedua daerah ini kemudian dinobatkan sebagai daerah dengan kadar oksigen terbaik di dunia.

Pulau Giliyang Madura © 2021 brilio.net

foto: Tangkapan layar Kajian Potensi Wisata Kesehatan Oksigen di Giliyang

 

Giliyang yang terletak di Kecamatan Dungkek ini memiliki luas sebesar 9,15 km2, dihuni oleh 7.832 jiwa yang mendiami dua desa, yakni Bancamara dan Banraas. Bukan hanya pulau dengan keindahan alam dan kadar oksigen terbaiknya saja, di Giliyang kamu juga bisa menikmati pantai dan tempat wisata lainnya.

Masih bersama Hamzah, kami pun diantar ke wisata Batu Canggah. Lokasinya yang berada tepat di pinggir laut membuat pemandangan tampak sangat indah. Selain itu, kondisi tebing batu yang terbentuk secara alami di lokasi itu juga menambah kesan artistik.

Pulau Giliyang Madura © 2021 brilio.net

foto: Farika Maula/brilio.net 2021

 

Menurut Hamzah, lokasi wisata tersebut biasa ramai dikunjungi wisatawan saat sebelum pandemi. Selain menikmati keindahan pemandangan, kata dia, pengunjung biasanya menjadikan lokasi tersebut sebagai tempat prewedding. Wah, asyik ya~

"Kadang kalau ramai sampai penuh di sini. Tapi, kadang kalau sepi pandemi kayak gini, ya tidak ada sama sekali. Biasanya banyak orang dari luar daerah, dari Gresik, Surabaya, Lamongan, prewedding di sini," jelasnya.

Untuk memasuki lokasi wisata tersebut, pengunjung hanya diminta membayar Rp 5.000 per orang atau sekadar membeli minum yang dijual di depan pintu masuk. Ada juga wisata Pantai Ropet yang tidak jauh lokasinya dari Batu Canggah.

Meski keberadaan Pantai Ropet masih belum sepopuler Pulau Gili Labak dan Pantai Sembilan, namun Pantai Ropet tidak kalah menarik dan tidak kalah keren untuk menyuguhkan pemandangan yang eksotis.

Pulau Giliyang Madura © 2021 brilio.net

foto: Farika Maula/brilio.net 2021

 

Pantai Ropet memiliki perbedaan dengan pantai-pantai yang lain yang ada di Kabupaten Sumenep. Jika pantai yang biasanya dihiasi dengan taburan pasirnya yang memukau, namun pantai Ropet justru memiliki liuk tebing batu karang yang elegan dan memiliki nuansa memukau.

Pantai Ropet juga punya banyak terumbu karang yang tumbuh subur. Bisa dikatakan yang mendominasi pantai tersebut adalah terumbu karang. Meskipun tidak berpasir seperti pantai biasanya, namun keindahan serta keeksotisan pantai ini tetap tidak bisa dipandang sebelah mata.

"Pemandangan di sana luar biasa indah, apalagi kalau di waktu sore," ungkap Hamzah.

Pulau Giliyang Madura © 2021 brilio.net

foto: Farika Maula/brilio.net 2021

 

Hamzah menjelaskan, bahwa bentuk Pantai Ropet unik karena berbentuk melengkung seperti huruf 'U' masuk ke dalam dan hampir mirip seperti sebuah teluk, maka semakin sempurna pemandangan dan keindahan yang ada di pantai itu.

"Tidak hanya itu, teman-teman wisatawan juga bisa menikmati keindahan bawah lautnya dengan cara snorkeling," kata Hamzah.

Meski jarak tempuh untuk sampai di Pantai Ropet cukup memakan waktu, namun lelahnya para wisatawan akan terbayar setelah sampai di pantai tersebut.

-

Tips berkunjung ke Giliyang

Untuk mencapai Pulau Oksigen alias Giliyang ini pengunjung bisa menumpang taksi laut, sebutan masyarakat Dungkek untuk moda transportasi perahu kayu bermesin. Tapi untuk kamu yang mabuk laut, harus siap-siap obat atau perlengkapan darurat lainnya.

Waktu tempuh menuju Giliyang sekitar 30 sampai 40 menit, bergantung kondisi cuaca dan tinggi gelombang. Kamu bisa naik taksi laut dari Pelabuhan Penyeberangan Dungkek. Pelabuhan ini dapat ditempuh sekitar 30 kilometer dari pusat kota Sumenep.

Pulau Giliyang Madura © 2021 brilio.net

foto: Farika Maula/brilio.net 2021

 

Ongkos taksi laut sebesar Rp 10.000 per orang untuk menumpang perahu berkapasitas antara 20-50 orang bergantung ukuran angkutannya. Jarak antara Pelabuhan Dungkek dan Giliyang sekitar sembilan kilometer yang dipisahkan oleh Laut Jawa.

Giliyang memiliki dua dermaga yaitu di Pantai Ropet, Desa Banraas di ujung timur pulau yang dikhususkan bagi perahu nelayan. Satu lagi, dermaga penumpang di Desa Bancamara, di ujung barat pulau.

Untuk berkeliling di Giliyang hanya ada ojek motor roda dua dan roda tiga yang disebut dengan odong-odong atau dorkas. Motor dan dorkas tadi melintas di atas jalan selebar dua meter dengan permukaan paving block mengelilingi pulau sepanjang 10 kilometer. Jalan ini dibangun Pemerintah Kabupaten Sumenep pada 2015 lalu sebagai persiapan menjadikan Giliyang destinasi wisata baru andalan kabupaten dan provinsi.

Selain itu, sejak November 2017 lalu PT Perusahaan Listrik Negara juga telah memasang pembangkit listrik berkekuatan 3x500 kilowatt. Pemasangan listrik ini untuk membantu menerangi Pulau Oksigen yang selama puluhan tahun mengandalkan pembangkit swadaya berupa ribuan generator set yang dipasang sendiri oleh warga.

Untuk ketersediaan listrik di Giliyang mulai dari jam 17.00 sampai 05.00 WIB. Jadi untuk kamu yang memiliki alat elektronik atau smartphone, perlu isi daya baterai sebelum listik padam.