Brilio.net -  

Baru-baru ini, anak gunung di Indonesia lagi pada sewot. Mereka pun mengeluarkan kekesalan dan uneg-uneg di media sosial. Apa sih masalah yang membuat para anak gunung ini kesel?

Oh rupanya mereka geram bukan soal jalur pendakian yang ditutup. Tapi rencana akan dibangunnya jalur kereta gantung di dua gunung di Indonesia, Rinjani dan Gede Pangrango. Bagi mereka, jika rencana ini direalisasikan, nggak ada lagi sensasi petualangannya.

Di Rinjani, tersiar kabar investor asal China bakal membangun instalasi kereta gantung menuju puncak gunung. Seperti dilansir brilio.net dari akun Facebook Backpacker, rencana ini pun menuai pro dan kontra.

 kereta gantung © 2017 brilio.net
Kereta gantung model gini yang lagi bikin sewot pecinta alam (foto: alamystockphoto) 


Dalam postingan itu, Asisten II Setda Kabupaten Loteng H Nasrun menyambut gembira kedatangan investor asal Negeri Tirai Bambu itu. Sebaliknya, Kepala Dinas Pariwisata Nusa Tenggara Barat, Muhammad Faozal, justru menolaknya.

“Ini bukan soal setuju atau tidak setuju. Untuk saat ini kami ingin Rinjani tetap sebagai destinasi yang seperti apa adanya. Rinjani harus lestari dan bisa dinikmati seperti sekarang dengan tantangan dan keunikannya,” ujarnya kepada brilio.net melalui pesan singkat, Selasa (3/1).

Faozal menjelaskan, Loteng bukan salah satu kabupaten yang mengelola Rinjani, masih ada tiga kabupaten lain. “Pengelolaan Rinjani ada pada otoritas Taman Nasional Gunung Rinjani, bukan di kabupaten,” tambahnya.

 kereta gantung © 2017 brilio.net

Lagi jadi omongan pecinta alam (foto: twoyelloowoctopi.com)

Rinjani, kata Faozal, ke depan akan dijadikan destinasi minat khusus. Di mana hanya orang-orang yang memiliki minat untuk mendaki dan memang menyukai tantangan. Sebab, selama ini wisatawan ke Rinjani adalah mereka yang datang dengan hobi dan tantangan treking.

“Mereka sudah siap mental dan fisik untuk melakukan wisata treking yang pasti tantangan dan keahlian dibutuhkan,” jelas Faozal yang mengaku belum mengetahui kabar mengenai akan dibangunnya kereta gantung tersebut.

 kereta gantung © 2017 brilio.net

Menikmati panorama di Rinjani (foto:Instagram/@mountainrinjani)

Hal serupa juga terjadi dengan rencana bakal dibangunnya kereta gantung alias skyline di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Rupanya, pihak pengelola sudah membuat kajian kelayakan atau feasibility study (FS) sejak 2003 silam, mulai dari Lembah Suryakencana (Gunung Gede) hingga Cibodas, Cianjur. Kemudian dilanjutkan hingga ke kawasan Bodogol, Cigombong, Kabupaten Bogor.

 kereta gantung © 2017 brilio.net

Jalur di Gede Pangrango (foto: jalanpendaki.blogspot.com)

Kepala Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Suyatno Sukandar mengatakan sudah menyiapkan semua desain dan konsepnya termasuk melakukan riset di lapangan. Bedanya, hingga saat ini pihaknya belum mendapatkan investor.

“Bila itu terlaksana akan menjadi jalur terpanjang karen panjangnya hingga 30 kilometer,” ujarnya saat dihubungi brilio.net melalui sambungan telepon.

Menurutnya, dengan rencanan pembangunan skyline ini memudahkan wisatawan. Pasalnya, jalur puncak memang kerap macet, bila dibangunnya skyline dapat memudahkan wisatawan yang ingin ke Gunung Gede Pangrango.

 kereta gantung © 2017 brilio.net

Puncak Gede Pangrango (foto: sky-adventure.com)


“Kita naik skyline bisa menghindari macet. Dari Bogor ke Cibodas diperkirakan hanya memakan waktu satu jam. Sekalian melihat alam dari atas,” tambahnya.

Rencana pembangunan skyline ini pun menimbulkan pro dan kontra. Pasalnya, hal tersebut dinilai dapat merusak alam dan nggak membuat alam Gunung Gede Pangrango menjadi indah lagi karena adanya pembangunan. Namun Suyatno membantah hal tersebut, ia meyakini nantinya pembangunan tersebut nggak akan merusak keindahan alam Gunung Gede Pangrango.

“Kita sudah membuat sedemikian rupa, nggak melanggar aturan dan nggak merusak karena pilar itu nantinya akan dibangun hanya berjarak 1 kilo. Sistemnya dan materialnya kita kirim dengan helikopter. Nantinya kalau sudah ada investor akan ada studi amdal. Sekarang kita baru tahap menawarkan konsep,” paparnya.

Nah rencana ini pun mendapat sorotan tajam, dari sejumlah pendaki dan komunitas pecinta alam. Nggak jarang mereka melontarkan komentar pedas.

“Apa serunya naik ke puncak gunung pakai kereta gantung mending main ke mall,” tulis Junior. “Lebih baek tanam pohon untuk sejuta umat. Lestarikan alam mu,” timpal Zuky Ismael.


“Kita hanya akan jadi penonton...di negeri kita sendiri,” kicau Kiswan Raharja. “Nggak ada ghirohnya donk yah mendaki. Kita lagi nanjak ngos-ngosan liat orang duduk manis diatas rasanya kayak apaaaa..Tolaaaakkk!!,” tegas Hanifah lpe.

“Lagi-lagi birokrasi bullshit, Indonesia ga butuh kereta gantung. Di sini butuh udara segar!,” tulis pemilik akun @septian_96 di Instagram. “Tak ada kesan alami jika itu terjadi,” kata akun @chrissiada.

“Sekalian seven summit semua aja di bikin kereta gantung! Dampak buruk akan sangat berpengaruh jika itu benar-benar terjadi! Tolak!!,” jelas @ckringoblk.

Sssst.....hati boleh panas, kepala harus tetap adem ya. Salam lestari deh.