Brilio.net - Yogyakarta merupakan kota yang sangat terkenal dengan budaya dan sejarahnya. Keraton Ngayogyakarta contohnya, memiliki beberapa peninggalan masjid yang tersebar di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.

Salah satu masjid yang cukup unik milik Keraton Yogyakarta adalah Masjid Soko Tunggal.

Masjid ini berlokasi di kompleks Keraton Kesultanan Yogyakarta, JL. Taman 1, No. 318, Kecamatan Kraton Yogyakarta, tepatnya di sekitar depan pintu masuk obyek wisata Taman Sari.

Masjid Soko Tunggal © 2022 brilio.net

foto: Brilio.net/Annisa Dhea

Berdasarkan dengan namanya, Masjid ini hanya memiliki satu batang saka saja atau (tiang penyangga utama). Berbeda dengan masjid pada umumnya yang memiliki saka 4 hingga 5 batang. Dan hal tersebut yang menjadikan Masjid Soko Tunggal menjadi unik dan tiada duanya di masjid lainnya.

Penyangga utama masjid ini berukuran 50 cm x 50 cm, yang terbuat dari kayu jati gelondongan yang sudah berusia ratusan tahun dan didatangkan langsung dari Cepu. Tiang penyangga tersebut ditopang dengan batu penyangga yang disebut umpak. Batu umpak ini didatangkan dari Plered, Bantul dan memiliki keistimewaan karena berasal dari pemerintahan Sultan Agung Hanyokrokusumo dari Kerajaan Mataram Islam. Keunikan lainnya dari masjid ini adalah dibangun tanpa menggunakan paku.

Masjid Soko Tunggal © 2022 brilio.net

foto: Brilio.net/Annisa Dhea

Pada dinding bagian depan masjid, terdapat prasasti yang berisikan tulisan diresmikannya rumah ibadah ini oleh Sri Sultan Hamengkubowono IX pada hari Rabu Pon tanggal 28 februari 1973. Dengan ditandai adanya Candrasengkala "Hanembah Trus Gunaning Janma" 1392 H atau 1 September dan Suryasengkala "Nayana Resi Anggatra Gusti" 1972 M.

Saat ditemui brilio.net pada Jumat (21/10), salah satu takmir Masjid Soko Tunggal, yaitu Suprapto menceritakan awal mula pembangunan masjid tersebut merupakan inisiatif para warga yang bertempat tinggal di sekitar Taman Sari yang mempunyai keinginan untuk memiliki masjid guna tempat ibadahnya. Dan masjid ini dirancang oleh arsitek Keraton Yogyakarta yaitu almarhum Raden Ngabehi Minto Budoyo.