Brilio.net - Virus yang terperangkap dalam es selama 48.500 tahun kembali hidup setelah es mencair. Virus yang berusia puluhan ribu tahun ini terlelap setelah terkubur di bawah danau beku di Rusia, mendapatkan julukan 'virus zombie'. Para ilmuwan Prancis meneliti sampel virus yang berasal dari permafrost di Siberia, Rusia tersebut. Virus zombie merupakan istilah yang digunakan untuk virus yang tidak aktif selama ribuan tahun.

Dilansir dari The Economics Times, glester dan permafrost mencair adanya pemanasan global. Akibatnya, bakteri dan virus yang tertahan di dalam es bertahun-tahun hidup kembali. Para peneliti mencairkan sampel virus dan menemukan 13 virus baru yang teridentifikasi. Virus tertua ini dijuluki 'Pandoravirus Yedoma'.

virus zombie © berbagai sumber

foto: pexels.com

Penelitian yang dipimpin oleh ahli mikrobiologi Jean-Marie Alempic dari French National Centre for Scientific Research (Pusat Penelitian Ilmiah Nasional Prancis) ini mengungkapkan virus lama terkubur ini dapat dapat menular meski telah ribuan tahun terperangkap. Virus ini berpotensi menyebabkan bahaya kesehatan.

Namun, dilansir brilio.net dari Sky News, Jumat (2/12), pandoravitus hanya menginfeksi organisme bersel tunggal. Diharapkan ke depannya virus ini tidak mengancam kesehatan manusia.

Studi ini belum ditinjau ulang, mencatat sejauh penelitian terbatas mengenai 'virus zombie' ini. Para peneliti masih terus mengkaji bahaya mengenai virus ini bagi dampak kehidupan ke depannya. Banyak bakteri yang lepas karena kenaikan suhu global meningkat sehingga pencarian lapisan es menjadi pesat. Bakteri dapat menjadi patogen yang berpotensi berbahaya.

Para ilmuwan memperingatkan bahwa hampir seperempat Belahan Bumi Utara sarat dengan permafrost yang mengandung bakteri dan virus yang membeku. Saat iklim menghangat, permafrost mencair secara permanen, melepaskan bahan organik yang membeku selama jutaan tahun. Bahan organik juga terurai menjadi metana dan karbon dioksida, menyebabkan efek rumah kaca.