Brilio.net - Pandemi virus corona belum juga berakhir hingga saat ini. Sejumlah ilmuwan dari berbagai negara pun masih terus melakukan penelitian terhadap virus yang diketahui muncul pertama kali di Wuhan tersebut.

Para peneliti dari Universitas Cambridge yang sudah melacak asal mula pandemi ini, telah menganalisis 160 genom dari pasien yang terjangkit. Dari analisis tersebut mereka pun mengidentifikasi bahwa terdapat tiga varian virus corona.

Dilansir brilio.net dari Al Arabiya, Selasa (14/4), ketiga jenis virus corona itu disebut sebagai Tipe A, B, dan C. Ketiganya diketahui telah menyebar ke seluruh dunia karena kemungkinan mereka bisa bermutasi lebih efektif pada populasi tertentu.

Jenis paling awal Covid-19 yang oleh ilmuwan, disebut "Tipe A", banyak ditemukan di Amerika Serikat dan Australia. Tipe tersebut adalah nenek moyang dari virus corona dan punya hubungan dekat dengan virus corona yang ditemukan pada kelelawar dan trenggiling.

Sementara itu, "Tipe B" yang banyak ditemukan di Asia Timur berasal dari mutasi Tipe A, sedangkan untuk "Tipe C" sendiri adalah hasil mutasi dari Tipe B.

"Tipe A adalah varian asal yang bisa menulari manusia. Kemudian Tipe A itu bermutasi dan berubah menjadi Tipe B. Jenis Tipe B inilah yang genom pertamanya ditemukan di Wuhan dan kemudian penyakit ini menjadi mewabah," kata Ahli Genetik, Dr Peter Forster.

Menariknya, pada negara-negara Eropa yang saat ini terpapar corona, sebagian besar virus yang ada justru merupakan Tipe C yang mana sama sekali tidak ditemukan di China.

Alih-alih, Tipe C ini malah banyak ditemukan di Hong Kong, Singapura, dan Korea Selatan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa kemungkinan penyebaran virus corona di Eropa justru berasal dari ketiga wilayah itu.

"Peneliti bisa dimaklumi jika berpikir bahwa kala itu Tipe B adalah varian pertama dari virus corona ini, padahal bukan, masih ada Tipe A. Di Wuhan tipe A ini termasuk minoritas dan Tipe B menjadi mayoritas ketika terjadi wabah di sana. Lalu, virus ini bermutasi menjadi Tipe C yang tidak ditemukan pada fase awal wabah di China. Tipe C ditemukan di luar China, misalnya yang terlihat jelas di Singapura," pungkas Forster.