Brilio.net - Tidur punya banyak fungsi. Di antaranya adalah meregenerasi sel, membuat daya ingat lebih kuat, serta menyegarkan otak.

Berapa jam biasanya durasi tidur kamu? Apakah kamu selalu mencukupi tidur delapan jam setiap hari? Atau seringkah kamu mengalami kesulitan tidur? Tahukah kamu apa saja yang memengaruhi pola tidurmu?

Sebuah penelitian yang dimuat dalam Jurnal Nature dan dikutip Selasa (8/11), menyebutkan bahwa tidur dipengaruhi oleh gen. Penelitian yang dilakukan tim yang dipimpin Hiromasa Funato (University of Tsukuba) dan Masashi Yanagisawa (University of Texas Southwestern Medical Center) menyebut bahwa gen dapat memengaruhi antara lain insomnia, durasi tidur, serta tingkat keseringan bermimpi. Mereka meneliti pada tikus yang punya organ-organ yang dekat dengan manusia.

Ada bagian otak yang dapat menentukan apakah seseorang akan tidur dalam fase NREMS (non rapid eye movement sleep) yang tidak memunculkan mimpi atau fase REMS yang menghadirkan mimpi. Namun belum diketahui secara pasti molekul atau sel apa yang menentukan fase tidur itu.

Dalam riset ini digunakan 8.000 tikus untuk diamati pola tidurnya menggunakan teknik yang dikenal dengan forward genetic screening. Objek dibagi menjadi dua kelompok yaitu sleepy dan dreamless. Sleepy adalah tikus yang tidur lebih dari 3,5 jam dari rata-rata semua tikus. Dreamless adalah tikus yang mengalami tidur fase REM 44% lebih rendah dari tidur normal. Mereka berhasil mengidentifikasi bagian gen yang diturunkan dalam hal tidur abnormal seperti kesulitan tidur, fase tidur non-REM, atau aktivitas otot yang berlebihan selama tidur.

Kelompok sleepy memiliki mutasi gen bernama Sik3, sebuah kinase yang memindahkan fosfat ke substrat. Sik3 adalah protein intraseluler pertama yang mengatur durasi tidur. Para peneliti meyakini mutasi gen Sik3 meningkatkan kebutuhan tidur.

Sedangkan dalam kelompok dreamless, ada gen Nalcn yang bekerja mengatur keberlanjutan atau pemutusan fase REMS. Gen ini adalah protein pertama yang terlibat dalam penghentian fase REMS.