Brilio.net - Bagi kebanyakan orang, istilah "the next generation" bukanlah hal pertama yang terlintas dalam pikiran ketika membicarakan batubara. Banyak hal yang bisa digali dari batuan sedimen hitam ini yang tak banyak orang ketahui. Tapi, di zaman sekarang ini, banyak hal telah berubah.

Musim dingin tahun ini, pembangkit listrik Rheinhafen-Dampfkraftwerk di Karlsruhe, Jerman, yang menggunakan teknologi General Electric (GE), mencetak rekor dunia ketika mencapai efisiensi termal bersih 47,5 persen dan menghasilkan 912 megawatt listrik. Pembangkit yang dihubungkan dengan sistem pemanas di Karlsruhe rupanya mampu meningkatkan pemanfaatan bahan bakar untuk tingkat di atas 60 persen.

batubara Istimewa

foto: gereports.com

"Saya tidak menyadari pembangkit listrik yang kami uji yang bernama RDK8 mampu menembus rekor tersebut," kata Olivier Le Galudec, seorang insinyur yang juga merupakan kepala dari perhitungan kinerja dan pengujian di GE Steam Power Systems.

Lalu, apakah batubara bisa menjadi salah satu sumber energi baru, selain gas alam dan energi terbarukan? Berikut adalah lima alasan mengapa batubara justru bisa menjadi primadona baru sebagai sumber energi listrik di masa yang akan datang, Jumat (23/12).

1. Kini batubara memasok hampir 30 persen dari konsumsi energi global, tertinggi sejak 1970, dan memberikan 40 persen listrik dunia.

batubara Istimewa

foto: gereports.com

Sementara jumlah ini diperkirakan akan turun menjadi 30 persen pada tahun 2040 (34 persen-nya berasal dari Amerika). Batubara akan tetap menjadi satu sumber utama di banyak negara, meskipun ada banyak sumber energi lain, yakni gas alam dan energi terbarukan. Di Asia Tenggara, misalnya, di mana kebutuhan energi diproyeksikan hingga 80 persen, batubara akan menjadi sumber energi tunggal terbesar dalam bauran energi di kawasan ini, karena jumlahnya yang melimpah dan terjangkau.

"Kita tidak bisa menutup mata dan mengabaikan begitu saja tentang batubara," ujar Le Galudec. "Kita masih akan membutuhkannya karena batubara adalah sumber energi dalam kehidupan. Yang perlu kita lakukan saat ini adalah mencapai target emisi, dan kita juga perlu membentuk generasi berbasis batubara modern, yang nantinya akan bertanggung jawab membuat kemungkinan penggunaan maksimum dari semua panas bahan bakar."

2. Batubara sudah diakui sejak dulu akan mampu menjadi salah satu sumber energi listrik terkuat.

batubara Istimewa

foto: gereports.com

Dahulu ketika Thomas Edison membangun pembangkit listrik pertama di dunia yang berpusat di Pearl Street, pusat kota Manhattan, pada tahun 1892, yang dibuat adalah pembangkit uap turbin. Pembangkit ini mulai beroperasi hanya dua tahun setelah Pearl Street Station berdiri dan hanya mengubah 1,6 persen dari panas batubara yang menjadi listrik.

Kinerja tersebut telah meningkat dari waktu ke waktu, dan mencapai 20 persen lalu kemudian efisiensinya mencapai 30 persen. "Efisiensi konversi batubara menjadi hal baru yang perlu diteliti. Pembangkit listrik akan lebih efisien bila menggunakan lebih sedikit bahan bakar dan memancarkan karbon dioksida yang lebih sedikit, sehingga tak merusak iklim," tulis para peneliti yang tercantum di laporan Badan Energi Internasional pada pengukuran kinerja PLTU.

3. Batubara diklaim menjadi salah satu sumber energi yang paling efisien.

batubara Istimewa

foto: gereports.com

Saat ini, tingkat efisiensi global rata-rata pembangkit listrik tenaga batubara naik dari 33 persen menjadi 40 persen dengan mengerahkan teknologi yang lebih canggih yang bisa mengurangi karbon dioksida (CO2) setiap tahun hingga 2 gigaton, setara dengan emisi CO2 tahunan di India. Kebanyakan ilmuwan percaya bahwa gas rumah kaca seperti CO2 berkontribusi terhadap perubahan iklim. Baru saja kemarin, NASA dan National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) melaporkan bahwa 2015 adalah tahun terpanas sejak tahun 1880, sesuai dengan data yang mereka dapatkan.

4. Pembangkit listrik Rheinhafen-Dampfkraftwerk (RDK 8), melampaui pemegang rekor sebelumnya tetang efisiensi menggunakan batubara.

batubara Istimewa

foto: gereports.com

Pembangkit listrik Rheinhafen-Dampfkraftwerk (RDK 8) melampaui pemegang rekor sebelumnya yakni pembangkit listrik di Nordjylland, Denmark, yang mencapai efisiensi 47,1 persen. RDK mencapai efisiensi penuh 10 persen lebih baik dari rata-rata semua pembangkit listrik batubara saat ini yang beroperasi Jerman.

5. Efisiensi yang lebih tinggi berarti menghasilkan lebih sedikit CO2.

batubara Istimewa

foto: gereports.com

Efisiensi yang lebih tinggi berarti bahwa pembangkit listrik tersebut menghasilkan lebih sedikit CO2 dengan menggunakan sedikit batubara untuk menghasilkan jumlah yang sama dengan pembangkit listrik lainnya. Salah satu unit yang dioeprasikan RDK 8, yakni EnBW, mengurangi emisi CO2 tertentu dengan 40 persen dibandingkan dengan unit pembangkit listrik tenaga batubara konvensional lainnya yang ada di dunia. Pembangkit ini telah mencapai efisiensi yang lebih baik dibanding sebelumnya. Hal ini bergantung pada sesuatu yang disebut ultra-supercritical steam untuk kinerja yang lebih baik.

"Dengan sistem seperti RDK 8, kita jauh di dalam wilayah fluida superkritis, dimana kuantitas dan kualitas energi memungkinkan kita untuk mengambil lebih banyak energi dari uap untuk diubah menjadi listrik," ungkap Le Galudec. "Ini merupakan penyumbang utama untuk sistem efisiensi tinggi."

Mirip dengan kontrol emisi yang digunakan pada mobil, pembangkit listrik seperti RDK 8 memiliki sistem yang canggih untuk menghilangkan kontaminan seperti oksida gas dan partikulat dari gas buang.