Brilio.net - Durian merupakan buah-buahan yang memiliki banyak penggemar, baik di Indonesia hingga di kawasan Asia Tenggara. Buah yang identik dengan kulit berduri ini sedang memasuki musim panen. Jangan heran kalau kamu dengan mudah menemukan buah durian dijual di supermarket hingga di pinggir jalan raya.

Kandungan buah durian pun masih hangat di perbincangkan. Banyak yang menuding buah durian sebagai biang penyakit, hingga tak sedikit orang yang menghindari buah yang memiliki bau yang khas dan menyengat ini.

Seperti apa sih fakta sebenarnya buah durian? Rio Jati Kusuma, staf pengajar di Departemen Gizi dan Kesehatan FK UGM menjelaskan, penting untuk mengetahui komposis durian terlebih dahulu untuk mengajinya. "Menurut ASEAN Food Composition Database, yang dikeluarkan oleh Institute of Nutrition dari Universitas Mahidol Thailand, setiap 100 gram durian mengandung energi sebesar 152 Kkal; 2,4 gram protein; 3,9 lemak dan 25 gram karbohidrat," ujarnya kepada brilio.net, Jumat (1/12).

Analisis senyawa gizi yang lebih mendalam yang dilakukan oleh Amid et al (2012) melaporkan bahwa komponen karbohidrat pada durian disusun atas galaktosa (49-60%), glukosa (37-45%), arabinosa (0,6-3,4%), serta xylosa (0,3-3,2%). Komposisi asam lemak pada durian tersusun atas 64,2% asam palmitat, 28,7% stearat, 37,4% oleat, 34,6% linoleat dan 7,5% linolenat.

Komponen asam amino penyusun protein pada durian tersusun atas asam amino essensial antara lain leusin (31-37%), fenilalanin (3,11-9,04%), threonin (3,44-6,5%), valin (4,5-5,5%), isoleusin (3,3-4,07%). Selain itu, durian juga mengandung asam amino non-esensial seperti lisin (6,04%), glisin (6,07-7,42%), asam aspartat (6,1-7,2%), asam glutamat (5,57-7,1%), alanin (5,24-6,14%), serin (4,39-5,2%), dan prolin (3,87-4,81%).

Beberapa penelitian juga melaporkan aktivitas antioksidan dari durian. Antioksidan pada durian dapat mencegah proses reaksi radikal yang berbahaya bagi kesehatan seperti jantung koroner, kanker, penuaan dini, dan lain sebagainya. Aktivitas antioksidan ini diduga akibat tingginya senyawa polifenol dan flavonoid dalam durian. Karena kandungan senyawa antioksidan yang tinggi dalam durian, aktivitas antioksidan pada durian jauh lebih tinggi dibanding buah manggis (Haruenkit et al., 2007).

1. Durian dan diabetes.
Durian memang sebaiknya tidak dikonsumsi terlalu banyak pada individu dengan diabetes. Hal ini disebabkan karena kadar gula (glukosa) yang tinggi dalam durian. Meskipun studi menunjukkan bahwa durian memiliki nilai indeks glikemik rendah (nilai IG 49), namun perlu diperhatikan bahwa nilai ini sangat bergantung pada jenis durian yang dikonsumsi, tingkat kematangan buah, jumlah durian yang dikonsumsi dan lama penyimpanan.

Selain itu, apabila penderita diabetes mellitus ingin mengonsumsi durian, konsumsi 2-3 biji durian adalah jumlah yang direkomendasikan.

2. Durian dan kolesterol.
Durian dan hiperkolesterolemia atau kolesterol tinggi dalam darah memang tidak ada hubungan ataupun bukti ilmiahnya hingga saat ini. Studi pada hewan coba melaporkan bahwa pemberian durian dalam diet tidak menyebabkan kenaikan kadar kolesterol total, LDL-kolesterol maupun trigliserida.

Studi pada manusia yang mengonsumsi durian juga tidak menunjukkan kenaikan yang signifikan terhadap kadar kolesterol maupun kadar LDL-kolesterol 6 jam setelah konsumsi durian. Hasil ini menunjukkan bahwa konsumsi durian tidak berhubungan dengan peningkatan kadar kolesterol dalam darah. Selain itu, sebagai tambahan informasi, durian tidak mengandung kolesterol karena kolesterol hanya ditemukan pada produk hewani.

3. Durian bisa tingkatkan vitalitas?
Menurut dosen asli Jogja ini, untuk durian dan vitalitas saat ini belum ada buktinya. Senyawa yang dapat meningkatkan vitalitas disebut dengan aprodisiak. Saat ini belum ada bukti pada manusia yang menyatakan bahwa durian memiliki senyawa aprodisiak meskipun sudah ada penelitian pada hewan coba. Penelitian pada hewan coba yang diberi ekstrak durian memang mampu meningkatkan aktivitas seksual pada tikus galur Swiss (Ventakesh et al., 2010).

Peningkatan libido pada hewan coba ini diduga akibat adanya senyawa sulfur pada durian dan senyawa steroid seperti glikosida, saponin, flavonoid dan sterol. Meskipun begitu, belum terdapat studi pada manusia sehingga bukti bahwa durian mampu meningkatkan vitalitas belum ada pada manusia.