Brilio.net - ASEAN Foundation dan perusahaan software multinasional SAP belum lama ini mengadakan kompetisi ASEAN Data Science Explorer. Dari 10 tim perwakilan negara anggota ASEAN, Tim Omotesando asal Indonesia berhasil meraih posisi runner up.

Tim Omotesando digawangi Febe Rahelea Epafras dan Vida Manuela Cornelius, dua mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI). Nah dalam ajang ini mereka mempresentasikan solusi ‘branches banking’ untuk mempercepat penyertaan keuangan sebagai solusi memberantas kemiskinan lewat perbankan tanpa cabang.

Program ini mereka usung keran masih banyak orang Indonesia yang belum punya akses kepada institusi keuangan. Contohnya masyarakat di perdesaan yang jauh dari kota. Masih banyak lho yang uangnya disimpan di bawah kasur.

“Kami ingin sekali bisa mengajak mereka punya akses ke institusi keuangan,” kata Febe usai Grand Final ASEAN Data Science Explorer, di Kantor Sekretariat ASEAN Jakarta, baru-baru ini.

Mahasiswa Asean  © 2017 brilio.net

Kompetisi ini sebelumnya mengumpulkan 804 peserta dari 112 institusi di 10 negara ASEAN. Dalam ajang ini juara pertama diraih tim Malaysia, ASEANalyst dari Universitas Monash, Malaysia. Sedangkan juara ketiga disabet tim Bangkok Brothers dari Chulalongkorn Univerisitas Thailand.

Kompetisi ini merupakan inisiatif SAP dan ASEAN Foundation yang tujuannya untuk mendorong para peserta merancang wawasan yang khusus menyoroti isu saat ini di negara ASEAN seputar enam tujuan pembangunan berkelanjutan PBB (United Nation Sustainable Development Goals).

Adapun keenam isu PBB itu yakni kesehatan dan kesejahteraan yang baik, pendidikan berkualitas, kesetaraan gender, air bersih dan sanitasi, pekerjaan yang layak dan pertumbuhan ekonomi, kota dan masyarakat yang berkelanjutan.

Di saat yang sama, ASEAN Foundation dan SAP juga melanjutkan kemitraan strategis pada 2018 untuk tahun kedua. Di mana kedua belah pihak sepakat menciptakan inisiatif di bawah dua pilar strategis tahun depan, yaitu pendidikan dan kewirausahaan. Tujuannya, agar para pemuda ASEAN dengan keterampilan yang mereka miliki bisa mengatasi masalah masyarakat dan berkembang dalam ekonomi digital.

“Digitasi menjadi kekuatan penting dalam ekonomi ASEAN saat ini, baik sektor publik maupun swasta perlu bekerja sama untuk memberikan keterampilan digital kepada kaum muda,” kata Elaine Tan, Direktur Eksekutif ASEAN Foundation.

Sementara itu, Claus Andresen, Presiden dan Managing Director SAP Asia Tenggara mengatakan pembaruan kemitraan ini akan membantu menciptakan dampak positif yang lebih besar lagi di seluruh ASEAN.