Brilio.net - Perang melawan narkoba di Filipina terus membara. Penembakan yang dilakukan kepolisian terhadap orang-orang yang dituduh terlibat dalam peredaran narkoba, baik sebagai pengedar maupun pemakai, ini menjadi 'peristiwa rutin'. Tindakan tanpa proses hukum ini pula yang kemudian mendorong banyaknya protes. Tapi, kebijakan di bawah pemerintahan Presiden Duterte ini terus berlanjut. Dilaporkan sekitar 3.200 orang telah ditembak mati dalam operasi melawan narkoba ini.

Baru-baru dunia kembali dibuat terkejut karena orang yang ditembak adalah pasangan suami istri Wali Kota Ozamiz, Reynaldo Parojinog. Parojinog adalah pejabat ke-3 yang ditembak dalam perang melawan narkoba di Filipina. Pejabat ini ditembak dalam serangkaian penembakan antinarkoba pada suatu dini hari yang totalnya menewaskan 12 orang, seperti dikutip aljazeera, Senin (31/7).
 
Semula, Parojinog akan ditangkap bersama putrinya dan empat pejabat lain di pemerintahan kota Ozamiz pada Minggu, (30/7). Namun, petugas justru diserang oleh pasukan keamanan wali kota. "Petugas disambut dengan tembakan api dari keamanan wali kota, yang membuat personel Polisi Nasional Filipina membalas," kata Kepala Inspektur Timoteo Pacleb dalam sebuah pernyataan.

Dalam penggerebekan itu, istri Parojinog yang juga seorang anggota dewan provinsi, serta empat penjaga keamanan keluarga, ikut terbunuh. Sedangkan putrinya dan Wakil Wali Kota Ozamiz, Nova Echaves ditangkap. Petugas juga menemukan granat, amunisi, serta obat-obatan terlarang dalam penggerebekan tersebut.

Parojinog termasuk di antara lebih dari 160 pejabat Duterte yang secara terbuka dikaitkan dengan obat-obatan pada Agustus tahun lalu. Namun, Parojinog, yang juga menghadapi tuduhan korupsi, membantah memiliki hubungan dengan obat-obatan terlarang.

Dia menjadi wali kota ketiga yang dibunuh karena tindakan keras Duterte terhadap obat-obatan terlarang. Pada bulan November 2016, polisi membunuh Rolando Espinosa, Wali Kota Albuera dengan menembaknya di dalam sel penjara di provinsi Leyte. Seminggu sebelumnya, Samsudin Dimaukom, Wali Kota di kota selatan Ampatuan, tewas dalam baku tembak di sebuah pos pemeriksaan polisi karena dicurigai mengangkut obat-obatan terlarang.