Brilio.net - Wabah virus Corona yang bermula dari Kota Wuhan, China hingga saat ini masih menjadi perhatian dunia. Tak hanya masyarakat China, namun negara-negara tetangga juga sudah mengantisipasi agar persebaran virus ini tidak semakin luas. Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Senin (27/1), setidaknya 2014 orang positif terjangkit virus Corona.

Di tengah situasi darurat ini, tenaga medis di China bekerja nonstop untuk memberikan penanganan terbaik bagi pasien terjangkit virus Corona. Jumlah pasien virus Corona yang hingga kini masih terus meningkat bahkan memaksa para tenaga medis untuk memakai diaper. Hal ini lantaran mereka terlalu sibuk merawat pasien virus Corona hingga tak sempat untuk ke toilet.

Selain itu, The Washington Post melaporkan, tim medis terpaksa mengenakan diaper agar mereka tak perlu melepas alat pelindung sehingga mengurangi risiko robek dan terpapar virus Corona.

Sementara itu, melansir dari Business Insider, Kota Wuhan kini masih diisolasi pasca merebaknya virus Corona. Rumah sakit di China pun dipenuhi pasien yang terjangkit virus mematikan tersebut. Di media sosial sendiri beredar berbagai gambaran situasi penanganan pasien di rumah sakit yang begitu genting.

 



Sejak virus Corona mewabah, keberadaan jas pelindung sangat penting. Terlebih rumah sakit harus memberikan penangan terbaik meskipun dalam kondisi kekurangan pasokan peralatan pelindung seperti masker maupun kacamata pelindung.

"Kami tahu bahwa mungkin pakaian pelindung ini adalah yang terakhir, jadi kita tidak boleh menyia-nyiakannya," ujar salah satu dokter di Wuhan.

tim medis virus Corona terpaksa pakai diaper © 2020 berbagai sumber

foto: Guangzhou Daily



Kendati telah mengenakan pakaian pelindung, namun bahaya virus Corona masih mengintai para petugas medis. Pasien yang terus bertambah membuat kemungkinan mereka untuk tertular semakin tinggi.

Candice Qin, seorang terapis dari Beijing mengatakan bahwa seorang dokter yang ia ajak bicara mengaku hancur dan berakhir mengisolasi dirinya di apartemen lantaran tertular penyakit dari pasiennya.

"Saya rasa ini adalah tekanan besar untuk setiap dokter dan perawat di Wuhan, baik tekanan mental maupun fisik. Kita tahu bahwa pasien sangat khawatir, tapi kita harus menyadari bahwa dokter dan pasien juga manusia biasa," ungkapnya seperti dikutip dari worldofbuzz.com, Selasa (28/1).