Brilio.net - Virus corona atau Covid-19 kini masih menjadi isu yang cukup besar di dunia. Tak hanya di Indonesia saja, beberapa negara lainnya masih terus melawan penyebaran virus corona. Berbagai cara pun telah dilakukan pemerintah, mulai dari lockdown hingga social-physical distancing.

Dilansir brilio.net dari dream.co.id, Kamis (23/4), selain paru-paru, Covid-19 ternyata juga bisa menyerang jantung. Sebab belakangan di Korea Selatan dilaporkan terdapat kasus penyakit jantung yang disebabkan olef infeksi Covid-19.

Menurut lapiran World of Buzz, virus yang menginfeksi seseorang dikhawatirkan dapat menyebabkan komplikasi yang lebih luas daripada hanya sekadar gangguan pernapasan.

Proses infeksi tersebut dapat digambarkan, reseptor virus corona tidak hanya ditemukan di paru-paru saja, namun juga di bagian ginjal, saluran pencernaan, dan juga jantung.

Dokter Kim Woo-joo dari Rumah Sakit Universitas Korea di Guro mengatakan, itulah mengapa Covid-19 menyebabkan peradangan pada organ lain selain paru-paru.

Kasus ini menimpa seorang wanita berusia 21 tahun dari Daegu. Siapa sangka, awalnya dia tidak memiliki riwayat penyakit jantung, namun setelah terinfeksi virus corona, ia mengalami peradangan pada jantung. Daegu adalah kota paling parah di Korea Selatan dengan jumlah 64 persen dari total jumlah infeksi virus corona di Korea Selatan.

Pasien wanita itu pada awalnya hanya menunjukkan gejala berupa batuk, sakit tenggorokan, demam dan diare. Kemudian ia mulai mengalami kesulitan bernapas yang sangat parah dan harus dibawa ke Rumah Sakit Dongsan University Keimyung, dan hanya tiga hari dia sudah terdiagnosis dengan Covid-19.

Dokter Kim In-cheol, ahli jantung yang menangani pasien wanita itu, menginformasikan gambar MRI, X-Ray dan CT scan menunjukkan tanda-tanda yang mengkhawatirkan. Tanda-tanda itu berupa infeksi jelas di paru-paru dan jantung.

"Scan pada dadanya menunjukkan pembengkakan jantung dan infeksi virus pada paru-parunya, seperti warna keruhnya kacang tanah," ungkapnya.

Ia menambahkan kemampuan jantungnya untuk memompa darah sudah terganggu dan dia harus dirawat selama satu bulan di RS. Bahkan seperempat dari waktu itu dihabiskan di ruang ICU.

Ahli jantung menyampaikan, meski pasien sudah dinyatakan sembuh dari virus corona, namun kerusakan jantung akibat virus tersebut terbukti bertahan lama. Sayangnya, gadis muda ini hanyalah satu dari banyak kasus yang menunjukkan gejala kerusakan jantung serupa.

Menurut dokter Kim In-cheol, hampir setengah dari pasien yang terinfeksi parah dirawat di RS menunjukkan gejala masalah jantung akibat infeksi virus corona Covid-19. Kasusnya bahkan dilaporkan lebih tinggi.

"Orang-orang dengan kondisi jantung berada pada peningkatan risiko infeksi Covid-19 yang lebih parah," jelas Dokter Kim In-cheol.

Dokter spesialis penyakit menular, dr Kim Woo-joo juga mengatakan, dalam kasus terparah seorang pasien meninggal karena kegagalan sistem multi organ, tidak hanya paru-paru tapi juga menyerang jantung, ginjal dan sistem pencernaan.

Sementara itu, dilansir dari liputan6.com, Covid-19 juga menyerang lapisan pembuluh darah di seluruh tubuh, yang dapat menyebabkan kegagalan banyak organ. Hal ini diungkap dalam The Lancett, setelah dilakukan studi barunya.

"Virus ini tidak hanya menyerang paru-paru, tetapi juga pembuluh darah di mana-mana," kata Frank Ruschitzka, penulis makalah dari University Hospital Zurich.

"Ia memasuki endotelium (lapisan sel), yang merupakan garis pertahanan pembuluh darah. Jadi itu menurunkan pertahanan tubuhmu sendiri dan menyebabkan masalah dalam sirkulasi mikro," kata Ruschitzka, merujuk pada sirkulasi di pembuluh darah terkecil.

Virus corona Covid-19 kemudian mengurangi aliran darah ke berbagai bagian tubuh dan akhirnya menghentikan sirkulasi darah, menurut Ruschitzka, ketua pusat jantung dan departemen kardiologi salah satu rumah sakit universitas di Swiss.

"Dari apa yang kita lihat secara klinis, pasien memiliki masalah di semua organ seperti di jantung, ginjal, usus, di mana-mana," katanya, terkait pasien yang positif Covid-19.

Penelitian menemukan unsur-unsur virus dalam sel endotel, yang melapisi bagian dalam pembuluh darah, dan sel-sel inflamasi pada pasien COVID-19.

Sementara hasilnya didasarkan pada analisis tiga kasus, Ruschitzka mengatakan autopsi pada pasien COVID-19 lainnya juga menemukan bahwa lapisan pembuluh darah mereka 'penuh virus' dan fungsi pembuluh darah terganggu di semua organ mereka.

Salah satu kasus adalah pasien Covid-19 yang berusia 71 tahun dengan penyakit arteri koroner dan hipertensi arteri yang mengalami kegagalan organ multisistem dan meninggal, menurut penelitian tersebut.

Para peneliti juga menemukan sel-sel radang di jantung, usus kecil dan paru-paru, di mana sebagian besar pembuluh darah kecil tampak padat.

Pasien lain yang berusia 58 tahun dengan diabetes, hipertensi arteri, dan obesitas mengembangkan iskemia mesenterika, atau penurunan aliran darah ke usus halus yang secara permanen dapat merusak organ. Endotheliitis limfositik, yang menyebabkan peradangan endotelium, juga ditemukan di paru-paru, jantung, ginjal, dan hati.