Brilio.net - Dunia saat ini sedang membicarakan kondisi Afghanistan yang kini dikuasai militer Taliban. Kondisi ini juga menarik perhatian Pangeran Harry dari Inggris.

Dilansir brilio.net dari etonline.com, Rabu (18/8), lewat pernyataannya bersama dengan Dominic Reid, CEO Harry's Invictus Games, pria yang diberi gelar Duke of Sussex itu mendorong para veteran militer untuk mencari dukungan satu sama lain saat situasi terus berlanjut.

Seperti diketahui, Pangeran Harry mendirikan Invictus Games Foundation pada 2014 untuk membantu prajurit dan wanita yang terluka di Inggris Raya dan di seluruh dunia.

"Memanfaatkan kekuatan olahraga untuk menginspirasi pemulihan, mendukung rehabilitasi, dan menghasilkan pemahaman dan rasa hormat yang lebih luas bagi mereka yang mengabdi pada negara mereka," ujar Pangeran Harry.

 

"Apa yang terjadi di Afghanistan bergema di seluruh komunitas Invictus internasional," kata dia memulai pernyataan yang dibagikan di akun Twitter Invictus Games.

"Banyak negara dan pesaing yang berpartisipasi dalam keluarga Invictus Games terikat oleh pengalaman bersama melayani di Afghanistan selama dua dekade terakhir, dan selama beberapa tahun, kami telah berkompetisi bersama Tim Invictus Games Afghanistan," sambungnya.

"Kami mendorong semua orang di seluruh jaringan Invictus - dan komunitas militer yang lebih luas - untuk saling menjangkau dan menawarkan dukungan satu sama lain," pungkas Harry sebagai kesimpulan dari pernyataannya.

Pangeran Harry pernah bertugas di Angkatan Darat Inggris selama 10 tahun, dia pun sempat ditugaskan di Afghanistan.

Sebagai informasi tambahan, selama beberapa hari terakhir, Taliban telah menguasai Afghanistan. Kelompok militan telah mengambil alih kota-kota besar, menyebabkan banyak orang berusaha melarikan diri dari negara itu, termasuk Presiden Afghanistan Ashraf Ghani.

Pada Selasa (17/8), Harry dan istrinya, Meghan Markle, juga merilis pernyataan bersama melalui Yayasan Archewell mereka tentang situasi di Afghanistan, gempa bumi, dan badai tropis di Haiti, hingga pandemi Covid-19 yang berkelanjutan.

 

"Karena kami semua merasakan rasa sakit yang dirasakan banyak kalangan akibat situasi di Afghanistan, kami tidak bisa berkata-kata," bunyi pernyataan pasangan itu.

"Ketika seseorang atau komunitas menderita, bagian dari kita masing-masing melakukannya dengan mereka, apakah kita menyadarinya atau tidak," sambung mereka.