Brilio.net - Tragedi penembakan di Kota Orlando, Florida yang menewaskan 50 korban jiwa menyisakan duka mendalam bagi masyarakat Amerika Serikat (AS). Peristiwa memilukan tersebut juga seakan menjadi kesempatan bagi kelompok anti-muslim untuk semakin kencang menyuarakan isu agama di balik serangan itu.

Namun menurut salah seorang warga Orlando, serangan brutal di komunitas gay itu tidak ada kaitannya sama sekali dengan isu agama, melainkan murni aksi terorisme. Bahkan, komunitas muslim Orlando mengadakan kegiatan donor darah untuk membantu para korban selamat.

Mahmoud ElAwadi (36) misalnya, turut berpartisipasi dalam acara tersebut meski dalam kondisi sedang berpuasa. "Ada sesama manusia yang terluka dan tertembak di bulan suci Ramadan. Sebagai seorang Muslim, yang paling saya bisa lakukan adalah menyumbangkan darah saya kepada mereka," ujar Mahmoud yang dikutip brilio.net dari Khaleej Times, Selasa (14/6).

Selain karena alasan kemanusiaan, Mahmoud punya pengalaman tak terlupakan tentang donor darah. "Putraku yang masih berusia 12 tahun didiagnosa mengidap leukimia tiga tahun yang lalu. Selama enam bulan, banyak pendonor yang menyumbangkan darahnya demi keselamatan anak saya," kata dia.

"Saya tak tahu latar belakang, warna kulit, orientasi seks, atau bahkan agama mereka. Putraku selamat dan saya sangat berhutang budi kepada mereka," lanjut dia.

Mahmoud yang juga menjadi pimpinan komunitas muslim Orlando merupakan imigran dari Mesir yang pindah ke AS 14 tahun lalu. Selama bertahun-tahun, ia mengakui bahwa umat muslim kerap mendapatkan citra yang negatif dari media. Namun apa yang digembor-gemborkan oleh media tersebut, menurut dia, tidaklah benar.

"Kami umat muslim. Agama kami telah dirampas. Dan ironisnya, kami membiarkannya begitu saja, tidak melawan, dan tidak melakukan apapun bahwa sesungguhnya agama kami mencintai kedamaian," kata Mahmoud.