Brilio.net - Gambia, saat ini sedang mengalami gonjang-ganjing ekonomi. Pasalnya lebih dari 11, 4 juta USD atau setara Rp 152, 5 miliar raib dari kas negara Gambia. Tim ahli keuangan Gambia saat ini masih melakukan evaluasi kerugian yang dialami negara. Kejadian tersebut menyusul diasingkannya mantan Presiden Yahya Jammeh.  lebih dari USD 11,4 juta atau setara dengan Rp 152,5 miliar raib dari kas negara Gambia.

Dalam konferensi persnya, juru bicara Presiden Adama Barrow, Mai Ahmad Fatty mengatakan kepada awak media di ibu kota Senegal, Dakar, bahwa saat ini Gambia tengah mengalami kesulitan keuangan.

mantan presiden gambia kabur © 2017 brilio.net



"Kas negara hampir kosong," ujar Fatty, seperti yang dikutip brilio.net dari Theguardian, Senin (23/1). "Ini telah dikonfirmasi oleh teknisi di Kementerian Keuangan dan Bank Pusat Gambia," imbuhnya.

Fatty mengatakan, Jammeh telah membawa kabur USD 11,4 juta hanya dalam waktu dua minggu. Namun klaim tersebut hingga saat ini belum diklarifikasi secara independen.

Menurut keterangannya, para petugas di bandara utama Gambia telah diperintahkan untuk tidak mengizinkan barang-barang milik Jammeh keluar dari negara tersebut.

mantan presiden gambia kabur © 2017 brilio.net



Disebut-sebut mobil mewah dan sejumlah barang lainnya terlihat sedang dimuat ke pesawat kargo asal Chad dimalam Jammeh meninggalkan Gambia.

Namun sejumlah laporan mengatakan, barang-barang mantan presiden itu telah berada di Guinea di mana ia berhenti saat dalam perjalanannya menuju pengasingan.

Jammeh sebelumnya menolak mundur dan mengakui kekalahannya dalam pemilu presiden. Desember lalu, Barrow memenangkan pilpres Gambia. Namun di saat yang bersamaan Yahya Jammeh menolak kemenangan tersebut. Ia menuding pilpres diwarnai kecurangan dan meminta untuk diadakan pemilihan ulang.

Lengsernya Jammeh, tidak hanya mengakhiri 22 tahun kekuasaannya, tapi juga kekhawatiran banyak pihak bahwa perang akan meletus seiring dengan telah dikerahkannya pasukan militer dari sejumlah negara.