Presiden Filipina Rodrigo Duterte telah menyetujui penutupan pulau wisata paling terkenal di negara itu yakni Pulau Boracay. Penutupan itu dilakukan selama enam bulan mulai 26 April untuk memberi waktu upaya pembersihan besar-besaran karena pulau penuh dengan sampah.

Dengan lebih dari 2 juta pengunjung tahun lalu dan pendapatan lebih dari 1 miliar dolar AS, Boracay tidak diragukan lagi adalah permata mahkota pariwisata Filipina. Pada 2012, pulau itu dinamai oleh majalah Travel and Leisure sebagai pulau terbaik di dunia.

Namun pada bulan Februari, Presiden Rodrigo Duterte mengecam pemilik bisnis Boracay, mengatakan mereka telah mengubah perairan dari pulau itu menjadi tempat sampah raksasa. Dalam minggu-minggu berikutnya, ratusan perusahaan diketahui melanggar hukum lingkungan.

Sebagian besar pemangku kepentingan di Boracay tidak menyangkal perlunya pembersihan atau untuk membangun infrastruktur baru dan lebih baik. Yang mereka khawatirkan adalah kemungkinan dampak tindakan drastis yang sudah diambil pemerintah.