Brilio.net - Sejumlah langkah telah dilakukan berbagai pihak kesehatan untuk mengurangi pandemi Virus Corona di beberapa negara. Pemerintah China baru-baru ini melakukan percobaan klinik obat flu dari Jepang untuk menyembuhkan pasien yang menderita virus COVID-19.

Seorang pejabat China mengatakan bahwa obat tersebut telah secara efektif membantu pasien pulih. Hal tersebut dituturkan kepada wartawan setempat sesuai dengan beberapa laporan.

Obat tersebut adalah Favipiravir yang dijual dengan nama Avigan. Obat tersebut dikembangkan oleh Fujifilm Toyama Chemical pada 2014, menurut Nikkei Asian Review.

Sekitar 200 pasien di kota-kota China, Wuhan dan Shenzen telah menerima obat tersebut sebagai bagian dari percobaan, Nikkei Asian Review bahwa hasil dari Avigan itu menunjukkan pasien dites negatif Corona dalam rata-rata empat hari, bukan 11 hari.

"Obat itu sangat aman dan jelas efektif," ujar Direktur Pusat Nasional Untuk Pengembangan Bioteknologi Pemerintah China, Zhang Xinmin pada Selasa (17/3) lalu, seperti dilansir brilio.net dari Forbes pada Jumat (20/3). Bahkan menurut Zhang, Avigan diklaim tak punya efek samping.

Dokter Jepang juga telah menguji Favipiravir dalam uji klinis. Tetapi obat itu tidak seefektif pada pasien dengan gejala Corona yang lebih parah.

Sementara itu juru bicara Fujifilm Toyama Chemical mengatakan bahwa mereka justru tak terlibat dalam uji klinis Avigan yang belakangan telah dilakukan China. Bahkan menurut mereka Favipiravir itu masih diragukan keampuhannya di Jepang dan Korea Selatan.

"Penelitian juga menunjukkan bahwa obat tersebut (Avigan) dapat menyebabkan kelainan bentuk janin dan kematian. Bahkan obat tersebut juga dapat ditransfer dalam air mani," kata salah satu juru bicara Fujifilm Toyama Chemical itu.

Belakangan Kementerian Kesehatan dan Keamanan Pangan Korea Selatan memutuskan untuk tidak mengimpor obat itu setelah para ahli penyakit menular menentukan bahwa tidak ada cukup bukti klinis untuk membuktikan efektivitasnya terhadap coronavirus.

Sementara itu, obat-obatan dari China, Zhejiang Hisun, diberikan lampu hijau pemerintah setempat untuk memproduksi Favipiravir versi generik sejak Februari lalu.