Brilio.net - Sejumlah negara di Asia Tenggara disebut membawa gelombang baru sebagai trendsetting leader ekonomi digital. Hal ini disebabkan masyarakat di negara-negara tersebut semakin banyak yang mengadopsi layanan digital menjadi sebuah new normal pada masa pandemi.

Sebuah riset yang dilakukan Deloitte menemukan fakta bahwa para konsumen di Asia Tenggara menikmati dukungan teknologi digital yang makin mendalam dan luas jangkauannya dalam skenario kehidupan mereka sehari-hari. Ada empat mobile app terfavorit yang banyak digunakan yakni hiburan digital, e-commerce, layanan kehidupan sehari-hari, dan jasa keuangan.

Alasan inilah yang membuat Alipay baru-baru berkolaborasi dengan sejumlah seniman perempuan yang sedang naik daun dari empat negara di Asia Tenggara, yakni Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Thailand. Para seniman ini menyajikan serangkaian karya seni yang menggambarkan kehidupan digital di masing-masing negara, melalui berbagai ilustrasi artistik.

Berikut karya-karya artistik para seniman ilustrator dalam menggambarkan gaya hidup digital di empat negara di Asia Tenggara.

1. Indonesia

Gaya hidup digital di mata ilustrator © 2020 brilio.net (Ki-Ka) Ilustrasi karya Erin Dwi Azmi (@erindwia) dan Kathrin Honesta (@kathrinhonestaa)

Menjadi satu dari tiga digital life leaders versi Deloitte, belanja online di Indonesia tumbuh dengan cepat dan jumlah pebelanja online diprediksi bakal naik dua kali lipat pada tahun-tahun mendatang. Selama perhelatan belanja online 11.11 tahun ini, DANA, salah satu platform pembayaran online terkemuka di Indonesia, telah menyediakan dukungan pembayaran dan berkolaborasi dengan lebih dari 60 merchant online maupun offline, termasuk tiga platform e-commerce terkemuka di Indonesia, yaitu Lazada, Bukalapak, dan Blibli.

“Di Indonesia, siapapun bisa dengan mudah memulai bisnis online mereka. Digitalisasi adalah salah satu kunci keberhasilan bagi UKM dan freelancer untuk bisa bertahan di masa pandemi ini,” kata ilustrator independen Kathrin Honesta.

Melayani lebih dari 45 juta pengguna lokal sejak didirikan, selain berfungsi sebagai opsi pembayaran online, DANA juga tersedia di lebih dari 200.000 merchant offline sehingga pembeli dapat menikmati pembayaran yang contactless, nyaman, dan aman.

“Jumlah pasar online di Indonesia bertambah dengan cepat dan fakta bahwa banyak orang Indonesia kini berbelanja online juga menunjukkan pertumbuhan ekonomi digital kami,” imbuh ilustrator freelance Erin Dwi Azmi.

2. Singapura

Gaya hidup digital di mata ilustrator © 2020 brilio.net (Ki-Ka) Ilustrasi karya Marina A (@mrn.a) dan Diane Ng Rose (@dianengrose)

Kehidupan digital berkembang dengan pesat di Singapura. Infrastruktur digital yang mantap dan berbagai aplikasi untuk semua bidang kehidupan dan pekerjaan telah semakin memperkaya kehidupan digital di negeri itu. Tak heran bila Singapura menjadi salah satu digital life leader di kawasan ini, berdasarkan riset Deloitte. 

Diane Ng Rose, desainer freelance asal Singapura menjelaskan, berbagai alat digital telah membuat alur kerja semakin lancar, khususnya bagi desainer freelance seperti  dirinya.

“Saya sering melakukan beberapa hal sekaligus, mulai dari komunikasi dengan klien hingga melakukan riset dan menghasilkan karya seni. Aplikasi mobile dan cloud telah meningkatkan tingkat produktivitas ketika saya sekarang bisa melakukan hampir sebagian besar tugas saat sedang mobile,” ujar Diane.   

Sementara Marina A, visual artist Singapura dalm karyanya ingin mengekspresikan melalui karya seni tentang betapa internet telah memberikan dampak yang besar pada cara kita hidup dan bekerja. “Berkat teknologi, saya bisa mengakses berbagai produk di seluruh dunia dan berkesempatan bekerja dengan klien-klien dari negara lain,” katanya.

3. Malaysia

Gaya hidup digital di mata ilustrator © 2020 brilio.net Karya ilustrator Gan Yi Qing (@yiqinggan)

Gan Yi Qing, seorang ilustrator dan content creator Malaysia mengungkapkan, selama pandemi, ia suka menyaksikan livestream dari sejumlah ahli kecantikan yang berbagi review produk mereka dan video-video chef lokal mempromosikan masakan terbaik mereka dan berbagi tips memasak.

“Platform digital telah mendekatkan kita satu sama lain, tak terhalang oleh jarak, bahasa, dan waktu. Saya ingin merayakan hal ini melalui karya saya,” katanya.

Dengan populasi sekitar 30 juta, Malaysia adalah market yang menarik untuk platform e-commerce di Asia Tenggara, yang didukung pertumbuhan ekonomi yang cepat dan infrastruktur teknologi digital yang maju pesat, menurut Deloitte. Pada saat pesta belanja 11.11, performa Lazada Malaysia kembali memecahkan rekor. Touch ‘n Go, eWallet terkemuka dan salah satu pilihan pembayaran online di Lazada Malaysia mencetak rekor peningkatan jumlah transaksi hingga 200 persen lebih dan peningkatan value transaksi sebesar 90 persen selama momentum 11.11, dibandingkan dengan 2019.

Touch ‘n Go eWallet juga mencatat peningkatan volume transaksi yang sehat untuk layanan-layanan yang esensial. Sebagai bagian dari rencana pemulihan ekonomi jangka pendek ePENJANA dan untuk mendorong masyarakat menerapkan pembayaran contactless, pemerintahan setempat memberikan tunjangan satu kali sebesar RM50 kepada pengguna eWallet. Pembayaran digital kini semakin disukai berkat keamanan, kenyamanan dan pengalaman pembayaran yang seamless serta benefit berupa nilai tambah seperti e-voucher.

4. Thailand

Gaya hidup digital di mata ilustrator © 2020 brilio.net (Ki-Ka) Karya Titiporn Klintachote (@22mm.t), Manasawee Rojanaphan (@manasawii) dan Visansaya Loisawai (@linghokkalom)

Konsumen Thailand memiliki minat yang besar pada hiburan digital seperti streaming video dan musik. Laporan Deloitte menemukan fakta bahwa pengguna media sosial di Thailand termasuk yang paling rajin mengakses media sosial dengan penggunaan harian rata-rata 2 jam 55 menit.

Trend inilah yang menginspirasi Manasawee Rojanaphan, seorang seniman dan ilustrator Thailand. “Banyak museum terkenal di dunia yang memilih jalur online selama pandemi, sehingga lebih banyak orang yang belum sempat berkunjung bisa berkunjung ke museum secara virtual dari rumah mereka,” kata Manasawee.  

Sementara Titiporn Klintachote, seorang ilustrator dan desainer grafis mengatakan selama lockdown, warga lokal tetap bisa bersenang-senang dan bersantai di rumah dengan mengakses platform media sosial untuk menonton video, mendengarkan musik, dan berpesta bersama teman-teman mereka secara virtual.

Popularitas media sosial juga telah meletakkan dasar untuk e-commerce berbasis media sosial. Di Thailand, sebanyak 51 persen pebelanja online berbelanja media sosial. Visansaya Loisawai, seorang ilustrator freelance dari Thailand menjelaskan masyarakat Thailand menggunakan smartphone mereka untuk segala keperluan, mulai dari membayar tagihan-tagihan hingga membeli barang melalui mobile banking atau e-wallet. “Kami jarang membawa uang tunai sebab kami kebanyakan menggunakan ponsel untuk memindai kode QR atau menggesek kartu,” katanya.