Brilio.net - Pandemi virus corona semakin memberikan pukulan keras bagi banyak pihak, mulai dari perekonomian global, kegiatan dan pekerjaan seseorang, hiburan dan masih banyak sektor lainnya yang ikut merugi.

Kondisi ini berdampak pula pada dunia hiburan musik. Pasalnya gelaran konser musik tampak semakin tak menentu. Dilansir brilio.net dari mirror.co.uk, Rabu (15/4), festival dan konser diprediksi beberapa pakar bahwa tidak akan mungkin bisa berjalan hingga 2021 mendatang.

Ahli bioetika sekaligus Direktur Institut Transformasi Kesehatan di Universitas Pennsylvania, Zeke Emanuel, menyampaikan bahwa pertemuan publik secara besar-besaran akan terhenti hingga akhir tahun 2020. Setelah itu baru beberapa pihak bisa menjadwalkan ulang beberapa acara besar mereka yang sempat batal.

"Pertemuan yang lebih besar, seperti konferensi, konser musik, acara olahraga, mereka akan menjadwal ulang acara tersebut usai semuanya kembali normal pada Oktober 2020. Saya tidak tahu bagaimana menurut mereka itu kemungkinan yang masuk akal," katanya.

"Secara realistis, kita akan berbicara pada musim gugur 2021 paling awal," ujarnya lagi.

Sekadar diketahui, beberapa konser dan festival besar dibatalkan untuk menekan penyebaran virus corona lebih luas. Termasuk salah satunya di Inggris. Rencana festival besar di Inggris harus dibatalkan karena situasi ini.

Penyelenggara Festival Glastonbury memutuskan untuk tidak melanjutkan perayaan 50 tahun mereka pada bulan Juni dan jadwal BST Hyde Park dibatalkan. Selain itu Festival AS Coachella juga pindah jadwal, dari April ke Oktober pada tahun ini.

"Restart ekonomi harus dilakukan secara bertahap, dan itu harus dimulai dengan jarak yang lebih aman, jangan di tempat kerja yang memungkinkan orang-orang masih berisiko menularkan penyakit. Di mana kamu dapat menjaga jarak satu sama lain agar penyebaran tidak terjadi," tutup Zeke Emanuel.