Brilio.net -
Satu pelajaran di film 3 Idiots yang dibintangi oleh Aamir Khan adalah bahwa kita tidak harus mengikuti 'perlombaan tikus' untuk mencapai impian kita. Pelajaran tersebut dibuktikan oleh karakter Phunsuk Wangdu, seorang ilmuwan yang memiliki 400 paten atas namanya yang bahkan dicari oleh Jepang.

Namun satu hal yang tidak kita tahu adalah, bahwa karakter Phunsuk Wangdu ini ada di dunia nyata. Namanya Sonam Wangchuk, sarjana teknik mesin dari Leh, Ladakh, India.

karakter phunsuk wangdu © 2016 brilio.net



Wangchuk bekerja tetap di wilayah Ladakh yang terletak di ketinggian 3.500 meter yang berada di antara Kunlun dan pegunungan Himalaya. Daerah ini dikenal menghadapi kekurangan air akut selama musim tanam dan panen, dan atas upayanya ia berhasil membuat pertanian di daerah ini telah diakui secara internasional.

karakter phunsuk wangdu © 2016 brilio.net



Wangchuk membangun Ice stupa untuk memfasilitasi irigasi di daerah gurun Himalaya Barat. Ide brilian tersebut berupa gundukan es yang berbentuk kerucut yang dibuat seperti mini-gletser dan dengan sistem melepaskan air secara perlahan-lahan untuk pertanian. Istilah Ice Stupa itu juga merupakan ciptaannya sendiri. Ia bermaksud membangun hingga 20 Ice Stupa serupa  agar mampu memasok jutaan liter air.

Dilansir dari scoopwhoop.com, Minggu (20/11), pada Selasa kemarin, Pria yang berusia 50 tahun tersebut mendapatkan penghargaan Rolex Awards for Enterprise 2016 di Los Angeles. Penghargaan ini diberikan pada mereka yang telah mengubah dunia dengan inovasi mereka.

karakter phunsuk wangdu © 2016 brilio.net



Pria yang bergelar insinyur teknik itu juga telah mendirikan sebuah sekolah yang disebut SECMOL - the Students’ Educational and Cultural Movement of Ladakh. Tujuan dari sekolah ini adalah membuat kegiatan belajar menjadi menyenangkan dan praktis tanpa harus selalu terpaku pada buku pelajaran. Sekolah ini ditujukan untuk anak-anak yang dianggap gagal dalam mengikuti standar nasional. Ia percaya jika menghafal justru dapat membunuh pelajaran.

"Jika orang yang terbiasa gagal dapat meraih impiannya, maka ada sesuatu yang salah dalam sistem," ujarnya