Brilio.net - Satu film indonesia, 'Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak' dinyatakan lolos seleksi untuk ditayangkan di ajang bergengsi Cannes Film Festival (CFF) 2017. Film panjang ini akan tayang perdana pada 24 Mei di salah satu rangkaian bernama Quinzaine des rèalisateurs (Director's Fortnight). Program ini punya tujuan memperkenalkan talenta baru kepada khalayak dan kritikus pada festival tahunan bergengsi ini, jadi bukan bersifat kompetisi.

Karya sineas Indonesia yang terakhir kali berlaga di CFF adalah film berkisah kehidupan sehari-hari pasca tsunami berjudul Serambi (2006) karya empat sutradara yaitu Garin Nugroho, Lianto, Toni, dan Westi.

Sebelum itu ada film yang mengangkat kehidupan tiga anak jalanan korban kehancuran rumah tangga yang memimpikan kehidupan ekonomi ynag lebih layak, berjudul Daun di Atas Bantal (1998) karya Garin Nugroho. Film ini mendapat penghargaan pula dari Asia-Pacific Film Festival 1998 serta Tokyo International Film Festival 1998 juga Singapore International Film Festival 1999.

Sepuluh tahun sebelumnya, ada film sejarah Tjoet Nja' Dhien (1988) besutan Eros Djarot yang mengisahkan dilema-dilema semasa perang antara rakyat Aceh melawan tentara Kerajaan Belanda.

Dipaparkan dalam situs Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), keikutsertaan film Indonesia pada CFF 2017 in tak lepas dari komitmen lembaga ini untuk membangun dan memperkuat sistem perfilman nasional. Pada 29 Maret 2017 di Jakarta telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) di bidang Industri Film dengan Badan Perfilman Animasi Prancis/ Le Centre National Du Cinema Et De L'Image Animee (CNC).

"Kehadiran Bekraf pada CFF 2017 juga merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mendorong pembangunan ekosistem perfilman nasional dengan memberikan kesempatan kepada pelaku ekonomi kreatif di subsektor film untuk berpartisipasi pada Festival Film Internasional termasuk di CFF 2017. Di samping itu, keikutsertaan Bekraf pada CFF 2017 merupakan upaya untuk menarik investor asing menanamkan modalnya di subsektor film nasional," jelas Triawan Munaf, Kepala Badan Ekonomi Kreatif, seperti dirilis dari laman bekraf.go.id.

Berikut beberapa informasi seputar film 'Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak'

1. Mouly Surya, sang sutradara mendapat ide cerita dari garin Nugroho yang mewariskan plot cerita berlatar Sumba. Proses penggarapan film memakan waktu selama tiga tahun. Judul internasional film ini adalah Marlina the Murderer In Four Acts.

Marlina Cannes  © 2017 istimewa foto: muvila.com

2. Berkisah tentang Marlina (Marsha Timothy), seorang janda. Dia memenggal kepala perampok yang telah menyatroni rumahnya. Ia lalu melakukan perjalanan panjang membawa kepala tersebut ke kantor polisi. Film ini berlatar di Sumba, Nusa Tenggara Timur.

Marlina Cannes  © 2017 istimewa foto: kapanlagi.com 


3. Yang paling membanggakan, Marlina menjadi satu-satunya film dari Asia Tenggara yang diputar di program tersebut.

Marlina Cannes  © 2017 istimewa foto: kapanlagi.com

4. Film Marlina merupakan hasil kerjasama antara rumah produksi Kaninga Pictures (Indonesia), Sasha & Co Production (Prancis), Astro Shaw (Malaysia), HOOQ Originals (Singapura), dan Purin Pictures (Thailand).

Marlina Cannes  © 2017 istimewa foto: bekraf.go.id

5. Para pemeran film ini antara lain Marsha Timothy, Dea Panendra, Yoga Pratama, dan Egi Fedly. Di Indonesia film ini akan ditayangkan akhir 2017.

Marlina Cannes  © 2017 istimewa

foto: kapanlagi.com

Berikut adalah trailernya: