Brilio.net - Imperfect: Karier, Cinta, dan Timbangan menjadi film ke-15 yang tembus sejuta penonton. Pencapaian ini penting mengingat belum pernah setahun ada 15 film tembus sejuta penonton lebih dalam sejarah sinema Indonesia.

Ernest Prakasa berterima kasih kepada penonton yang meluangkan waktu menonton Imperfect: Karier, Cinta, dan Timbangan. Menurut Ernest Prakasa ada banyak kejadian lucu selama syuting film Imperfect: Karier, Cinta, dan Timbangan.

Film Imperfect: Karier, Cinta, dan Timbangan sendiri mengisahkan Rara (Jessica Mila) yang terlahir sebagai wanita gendut berkulit sawo matang. Ia bekerja sebagai manajer riset di sebuah perusahaan kosmetik. Singkat cerita ia menjalin hubungan dengan Dika (Reza Rahadian) yang mencintai Rara apa adanya.

Film ini sukses membuat calon penonton penasaran dengan cerita lengkapnya. Terlebih film Imperfect: Karier, Cinta, dan Timbangan ini mempunyai fakta-fakta yang unik. Berikut ini brilio.net telah menghimpun enam fakta unik Imperfect: Karier, Cinta, dan Timbangan, dikutip liputan6.com, Minggu (5/1).

1. Inspirasi getaran di tangga.

6 fakta imperfect  Istimewa

foto: Instagram/@jscmila

Salah satu adegan kocak di Imperfect, saat Rara (Jessica Mila) menuruni tangga dan ibunya (Karina Suwandi) bisa menebak bahwa itu putri sulungnya. Alasannya, "Getaran tangganya beda."

Rupanya ini dialog pertama yang ditulis Ernest Prakasa untuk naskah Imperfect. Ide ini didapat saat ia dan Meira Anastasia syuting iklan di sebuah rumah dengan tangga besar. Ernest mendongak ke atas tangga dan membayangkan Rara yang bertubuh subur berdiri sana.

2. Diah Permatasari ketawa ala Si Manis.

6 fakta imperfect  Istimewa

foto: Instagram/@diahpermatasari_d_p_s

Di Imperfect, ada geng ibu-ibu sosialita yang dimainkan Karina Suwandi, Wanda Hamidah, Diah Permatasari, dan Olga Lidya. Muncul ide, saat berkumpul, Diah Permatasari tertawa ala Si Manis Jembatan Ancol.

Kala itu, Diah mengingatkan, "Nanti kayak Si Manis, loh." Usai syuting, Ernest Prakasa mendengar kabar film Si Manis Jembatan Ancol dibuat ulang dan rilis akhir Desember 2019. Gara-gara itu, adegan tertawa ala Si Manis dibabat.

3. Pemeran jenazah menuntut dialog.

6 fakta imperfect  Istimewa

foto: Starvision Plus

Saat adegan Dika (Reza Rahadian) diminta Teddy (Ernest) memotret upacara pemakaman, ada cerita kocak saat syuting adegan ini. "Namanya rumah duka, sudah pasti melibatkan jenazah. Sore itu, aktor yang memerankan jenazah pun datang. Sambil didandani, Si Opa ini nanya: 'Nanti dialog saya apa, ya?' GUBRAG. Ini jenazah, kok berdialog, konsepnya gimana ya? Sepertinya ada sedikit miskomunikasi antara beliau dengan talent agency yang menaunginya, entahlah," cerita Ernest di Instagram.

4. Jenazah ogah masuk peti.

6 fakta imperfect  Istimewa

foto: Instagram/@ernestprakasa

Setelah dijelaskan perannya sebagai jenazah, sang aktor mengambek, tapi akhirnya pasrah. Masalah tak henti sampai di situ. Selesai dandan, Opa mengambek lagi. Alasannya, adegan pemakaman dilakukan secara Kristen dan ini tak sesuai dengan keyakinannya.

"Si Opa enggak mau masuk ke peti dan kami pun saling tatap dengan nanar," ungkap Ernest. Untungnya tetap bisa syuting setelah Opa dibujuk seorang kru. "Akhirnya beliau mau masuk Kristen, eh, masuk ke peti. Hore!" sambungnya.

5. Rahasia di balik adegan boks telepon.

6 fakta imperfect  Istimewa

foto: Instagram/@ernestprakasa

Yang sudah menonton tentu ingat adegan kocak di telepon umum. Adegan itu ternyata tak ada di naskah alias murni improvisasi di lokasi.

Ernest menjelaskan, boks telepon umum properti hasil inisiatif perancang produksi Tepan Kobain dan penata artistik Angga.

"Sayang banget kan kalo enggak dimaksimalin. Dan tentunya ketika menulis skenario, gue belum kebayang akan ada benda itu. Hasilnya, salah satu scene komedi paling pecah sepanjang film, yang justru enggak dipersiapkan sejak di naskah," ia membeberkan.

6. Dua pekan konsisten 100 ribuan per hari.

6 fakta imperfect  Istimewa

foto: Instagram/@ernestprakasa

Dua pekan tayang di bioskop, Imperfect konsisten meraih 100 ribuan penonton per hari. Menyikapi pencapaian ini, Ernest Prakasa mencuit, "Sebuah pencapaian yang sungguh tidaklah mudah. Bersyukur untuk semua kru yang hebat, pemain yang dahsyat, dan sambutan penonton yang hangat. Soli Deo Gloria."