Brilio.net - Global Positioning System (GPS) memang menjadi andalan ketika pengendara tak hapal dengan medan jalan. Bahkan hampir semua smartphone kini dilengkapi dengan aplikasi penunjuk jalan itu. Menjadikan pengendara baik mobil, sepeda motor sampai sopir kendaraan besar sekalipun bisa menggunakan GPS.

Namun nasib apes dialami oleh bus Sudiro Tungga Jaya dengan nopol AE 7034 UP. Mereka tersesat di hutan belantara, Sabtu (19/10). Bus yang berangkat dari Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur tersebut akan menuju ke Jakarta melalui kaki Gunung Lawu di perbatasan Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.

Dilansir brilio.net dari merdeka.com, Senin (21/10), saat tengah malam sekitar pukul 03.00 WIB, kru bus memutuskan melewati jalur alternatif baru. Mereka menggunakan panduan GPS. Namun bus justru tersesat di hutan Gunung Tunggangan, perbatasan Kecamatan Tirtomoyo dan Jatiroto, Wonogiri. Bus besar tersebut tak bisa berjalan, karena badan jalan terlalu sempit.

Bahkan bodi bus tersangkut di tengah pepohonan besar dengan kondisi jalan kecil yang berkelok dan naik turun. Kisah bus tersesat tersebut sempat viral di berbagai akun media sosial.

bus tersesat hutan gps © merdeka.com

foto: merdeka.com

 

Bus yang dikemudikan Saktiawan Aji Suwanto (38) warga Bogor, Jawa Barat itu awalnya menurunkan seluruh penumpang dari Jakarta ke Ponorogo. Mereka kemudian akan kembali ke Baturetno, Wonogiri. Di tengah perjalanan, bus tersebut tersesat meskipun sudah melalui panduan GPS dan rambu petunjuk arah.

Kasubag Humas Polres Wonogiri Iptu Suwondo membenarkan adanya laporan peristiwa tersebut. Berdasarkan keterangan sopir, bus itu akan berangkat dari Jatiroto menuju Tirtomoyo, Wonogiri. Namun dikarenakan sopir belum mengetahui medan jalan, dia menggunakan aplikasi maps melalui smartphone sopir. Sopir tersebut kemudian diarahkan melewati jalan melewati bukit tunggangan.

Menurut keterangan sopir, lanjut Suwondo, pada awalnya, jalan yang ia lalui cukup lebar. Namun setelah sampai di posisi atas bukit sopir tersebut baru sadar bahwa jalan yang dilalui tidak cukup untuk bodi bus.

"Bus sudah bisa dievakuasi, setelah berjalan maju mundur berulang kali hingga enam jam. Pukul 12.30 baru bisa teratasi," ujar Suwondo, Minggu (2/10).