Brilio.net - Kematian bukanlah sesuatu yang boleh dipermainkan, terutama dengan keluarga dan teman. Terlebih lagi jika kamu memalsukan kematian hanya untuk sesuatu yang diinginkan.

Seorang pria di Thailand ternyata melakukan hal tak terduga dengan memalsukan kematiannya sendiri. Pria bernama Tachawit Janngiw ini kemudian menyuruh sang istri untuk meminta orang-orang di sekitarnya untuk memberikan bantuan biaya pemakaman.

Aksi penipuan ini dimulai dengan sang istri yang mengunggah serangkaian foto mayatnya di halaman Facebook lengkap dengan bola kapas di lubang hidungnya. Wanita itu kemudian menulis, "Foto terakhir sebelum menonaktifkan Facebook-nya, cinta kamu."

tachawit junngiw  © 2018 brilio.net

Teman-teman yang peduli dan keluarganya mulai menghujani sang istri dengan pertanyaan, bertanya tentang penyebab kematian Tachawit. Sang istri kemudian menjawab bahwa suaminya itu meninggal karena kanker dan asma yang telah lama dideritanya.

Wanita ini lantas segera menelpon ibu Tachawit, meminta uang untuk biaya pemakaman. "Dia bilang dia tak punya uang untuk pemakaman, jadi saya mengirim uangnya di hari yang sama," ungkap ibu dari Tachawit seperti brilio.net lansir dari World of Buzz, Selasa (31/7).

Sedih karena kematian Tachawit, keluarganya pun langsung mentransfer uang sekitar Rp 8,5 juta untuk membeli sebuah peti mati dan menyewa transportasi untuk mengirim jenazahnya kembali ke kampung halaman di Provinsi Lampang. Keluarga Tachawit pun segera mengatur pemakaman untuk jenazah yang akan tiba keesokan harinya.

Yang mengejutkan, baik jenazah maupun istrinya tidak kunjung datang. Hingga akhirnya, salah satu sepupu Tachawit menelepon dan benar-benar terkejut karena yang mengangkat telepon adalah Tachawit sendiri namun langsung ditutup panggilannya.

tachawit junngiw  © 2018 brilio.net

Aksi penipuan Tachawit ini pun langsung gempar. Seperti ibu lainnya, ia tetap memaafkan kelakuan sang putra. Namun ia memutus semua komunikasi dengan putra serta menantunya. Tak cuma itu, Tachawit pun harus menerima kemarahan dari teman-temannya atas kelakuannya yang mempermainkan kematian.